Cara menyusun berkas lamaran kerja

Cara Menyusun Berkas Lamaran Kerja Yang Baik Dan Benar

Berkas lamaran yang lengkap belum cukup meyakinkan untuk membuat perusahaan menerima lamaran Anda. Berkas tersebut perlu disusun dengan cermat dan tertata agar memudahkan HRD dalam melalukan seleksi. Selain itu, berkas tersebut mencerminkan bahwa diri Anda adalah orang yang teratur. Lantas bagaimana cara menyusun berkas lamaran kerja yang baik dan benar? Simak informasinya di bawah ini.

Cara menyusun berkas lamaran kerja
Cara menyusun berkas lamaran kerja

Begini Cara Menyusun Berkas Lamaran Kerja yang Tepat

1. Pas Foto

Pas foto merupakan berkas pertama yang harus Anda letakkan ada bagian paling atas. Susunan pas foto ini merupakan hal paling dasar yang harus diingat oleh setiap pelamar.

Bentuk dan ukuran pas foto yang lebih kecil dibandingkan berkas lainnya membuat ia harus diletakkan di atas sendiri agar mudah dilihat dan jika hilang atau jatuh mudah diketahui. Selain ukurannya, meletakkan pas foto paling depan menjadi cara menyusun lamaran kerja yang tepat karena wajah pelamar akan mudah diingat.

2. Fotokopi KTP

Setelah pas foto, berikutnya yaitu fotokopi KTP. Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, KTP juga memiliki ukuran yang kecil sehingga sudah seharusnya dilampirkan pada bagian depan agar mudah terlihat.

Berkas satu ini merupakan bagian yang tak kalah penting untuk dilampirkan karena ia menjadi bukti bahwa Anda adalah warga negara Indonesia yang diakui. Oleh sebab itu, jangan sampai lupa melampirkannya saat melamar pekerjaan.

Baca Juga :  12 Pekerjaan Sampingan yang Bisa Menjadi Sumber Penghasilan Utama Anda
Cara menyusun berkas lamaran kerja
Cara menyusun berkas lamaran kerja

3. Fotokopi NPWP

Fotokopi NPWP ini sebenarnya tidak wajib dilampirkan karena tak semua perusahaan meminta serta tidak setiap orang memilikinya. Namun, jika memilikinya Anda wajib mengikuti cara menyusun lamaran kerja dengan benar yaitu meletakkannya setelah KTP.

Bentuk serta ukuran NPWP ini tidak jauh berbeda dengan KTP bahkan hampir sama hanya informasi dan kegunaannya saja yang berbeda. Jika belum memilikinya akan lebih baik Anda mulai mengurusnya sejak dini karena dokumen satu ini bisa dibutuhkan sewaktu-waktu.

4. Surat lamaran kerja

Usai berkas-berkas berukuran cukup mungil tersebut, bagian berikutnya yaitu surat lamaran kerja. Anda bisa membuat surat lamaran tersebut dengan menulis tangan di kertas folio bergaris atau megnetiknya terlebih dahulu lewat laptop atau komputer.

Di balik rupanya, pastikan surat lamaran kerja yang ditulis jelas bahkan jika perlu teliti kembali sebelum menyerahkannya. Setelah surat lamaran kerja, Anda bisa melampirkan berkas-berkas lainnya dengan menyebutkannya pada berkas tersebut.

5. Daftar riwayat Hidup atau CV

Cara menyusun berkas lamaran kerja setelah surat lamaran yaitu meletakkan CV atau daftar riwayat hidup. Ada banyak orang yang keliru meletakkan berkas tersebut yaitu di depan CV padahal seharusnya ia diletakkan setelahnya. Mengapa demikian? Karena Anda harus menyampaikan maksud dan posisi yang ingin diisi terlebih dahulu.

Tulis daftar riwayat hidup tersebut dengan data yang sebenar-benarnya supaya Anda bisa menanggungjawabkannya. Selain itu, tulis informasi yang perlu dan relevan dengan pekerjaan yang sedang Anda lamar.

Cara menyusun berkas lamaran kerja
Cara menyusun berkas lamaran kerja

6. Fotokopi Ijazah

Berikutnya yaitu ijazah pendidikan terakhir yang pernah Anda tempuh. Cara menyusun berkas lamaran kerja satu ini harus diperhatikan jangan sampai terlalu belakang atau terlalu depan karena para HRD biasanya akan mencocokkanya dengan daftar riwayat hidup.

Baca Juga :  Ketahui Bagaimana Cara Mengisi Lamaran Kerja yang Benar

Adanya ijazah ini menjadi bukti bahwa Anda sudah lulus dan pernah menempuh pendidikan di sekolah atau universitas terkait. Selain itu, ijazah juga bisa menentukan bahwa Anda layak atau tidak menempati posisi yang sedang dilamar.

7. Fotokopi Transkrip Nilai

Setelah ijazah, cara menyusun berkas lamaran kerja yang tepat selanjutnya yaitu melampirkan transkrip nilai atau nilai SKHUN. Berkas tersebut berisikan nilai yang Anda peroleh semasa sekolah. Berkas satu ini bisa dibilang satu paket dengan ijazah karena tidak jarang para HRD melihat kandidat berdasarkan nilai.

Namun, Anda tak perlu khawatir bahkan berkecil hati jika memiliki nilai yang kurang memuaskan karena tidak semua perusahaan atau HRD melihat nilai tersebut sebagai acuan untuk diterima kerja. Terlepas dari itu semua, cukup lampirkan fotokopi transkrip atau SKHUN dan tunjukkan agar Anda lolos saat seleksi berkas.

8. Fotokopi SKCK

Selanjutnya yaitu menyerahkan fotokopi SKCK. Lembar SKCK tidak jauh berbeda dengan surat lamaran, CV, ijazah dan transkrip sehingga harus diletakkan dengan lembaran berukuran serupa. Mungkin banyak yang belum menyadari bahwa surat satu ini sangat penting disertakan saat melamar kerja karena ia bisa menjadi nilai tambah di mata HRD perusahaan.

Ketika melampirkan surat ini sebaiknya Anda teliti terlebih dahulu apakah ia masih berlaku karena ia akan habis dalam waktu 6 bulan. Apabila sudah kadaluwarsa sebaiknya perbarui kembali ke Polres atau Polsek terdekat.

9. Fotokopi kartu AK-1 atau kartu kuning

Meletakkan fotokopi kartu AK-1 atau kartu kuning sesudah SKCK adalah cara menyusun berkas lamaran kerja yang benar. Kartu tersebut merupakan tanda pengenal bahwa Anda sedang mencari kerja. Besar kemungkinan untuk perusahaan tertarik dengan lamaran Anda jika menyertakan kartu kuning ini.

Baca Juga :  Strategi Rekrutmen Efektif untuk Rekrut Karyawan Terbaik

Kartu kuning ini bisa didapatkan di kantor Disnaker Kabupaten/Kota sesuai tempat Anda tinggal. Anda bisa mengurusnya dalam sehari dan tak perlu mengeluarkan biaya, cukup membayar fotokopi berkas saja.

Cara menyusun berkas lamaran kerja
Cara menyusun berkas lamaran kerja

10. Surat Keterangan Sehat

Berkas penting yang harus dilampirkan berikutnya yaitu, surat keterangan sehat dari dokter. Di beberapa perusahaan terkadang mewajibkan pelamar untuk melampirkan surat tersebut, tetapi akan lebih baik jika Anda sudah mempersiapkannya terlebih dahulu agar tidak terburu-buru jika dibutuhkan dalam waktu yang mendesak.

11. Fotokopi Surat Keterangan Kerja

Meletakkan fotokopi surat keterangan kerja setelah surat sehat merupakan cara menyusun berkas lamaran kerja yang tepat. Jika Anda pernah kerja sebelumnya kemudian berhenti, akan lebih baik jika turut melampirkan surat paklaring saat menyerahkan dokumen lamaran kerja. Surat tersebut bisa menjadi pendukung sehingga lamaran Anda bisa dipertimbangkan.

Bagi fresh graduate tak perlu khawatir karena surat tersebut tidak wajib dilampirkan bila belum mempunyai pengalaman. Cukup serahkan surat hasil magang atau sertifikat magang karena berkas tersebut akan menjadi nilai plus yang Anda dimiliki.

12. Fotokopi Sertifikat Pendukung

Sebagai cara menyusun berkas lamaran kerja yang benar letakkan sertifikat yang Anda miliki di bagian paling belakang. Berkas satu ini sifatnya tidak wajib namun ada beberapa perusahaan yang meminta pelamar untuk melampirkannya sebagai salah satu syarat.

Jika Anda memiliki beberapa kegiatan dengan sertifikat coba cantumkan saat melamar kerja karena bisa menjadi nilai tambah dan sisi kompetitif dari pihak perusahaan. Sebisa mungkin lampirkan sertifikat yang masih satu bidang atau paling tidak relevan dengan posisi yang dilamar agar meyakinkan pihak HRD.

Penutup

Demikian cara menyusun berkas lamaran kerja yang tepat dan bisa Anda coba. Penilaian perusahaan tidak hanya dari kualitas berkas lamaran yang diserahkan namun juga cara penyusunannya. Oleh sebab itu, susun dengan baik dan pastikan berkas tidak kusut atau kotor.