Squid Game

Squid Game, Game Theory Dan Ilusi Persaingan Bisnis

The Squid Game adalah sebuah film serial Netflix yang menceritakan kisah sekumpulan orang yang memiliki masalah keuangan akut. Mereka bermain dalam rangkaian permainan anak-anak dengan nyawa mereka sebagai taruhannya. Pemenang akan dapat membawa pulang uang senilai 45,6 miliar Won Korea. Setara dengan 551,3 miliar rupiah. Diakui atau tidak Squid Game merepresentasikan dinamika dunia persaingan bisnis yang ada pada saat ini.

Dalam artikel ini kita akan gunakan Game Theory untuk membedah strategi dan psikologi perilaku para tokoh dalam serial squid game. Tujuannya untuk memahami logika bawah sadar perilaku persaingan bisnis, juga untuk menarik pembelajaran serta membantu anda menentukan langkah terbaik untuk dapat keluar sebagai pemenang dalam bisnis yang anda jalankan.

Squid Game
Squid Game

Belajar Dari Permainan Squid Game

Mengatakan bahwa Squid Game merepresentasikan permainan bisnis dalam dunia nyata itu seperti terdengar berlebihan ya. Tapi sebenarnya tidak juga, permainan anak-anak yang dimainkan dalam Squid Game seperti lampu merah lampu hijau, tarik tambang dan kelereng menuntut pertimbangan strategis yang kompleks. Belum lagi bicara proses psikologis yang terjadi dalam setiap permainan yang mempertaruhkan nyawa itu. Inilah hal-hal yang dieksplorasi dalam serial squid game dan seperti itulah kenyataannya yang terjadi di dalam dunia bisnis.

Sebagai ilustrasi misalnya anda dagang bakso. Mestinya kan simpel ya, tapi ternyata tidak juga. Anda harus memutuskan berapa harga jual yang pas yang marginnya lumayan tapi cukup bisa bersaing. Di mana harus mangkal? Ditempat yang ramai tapi sudah banyak pesaing atau di tempat yang lebih sepi tapi tidak ada pesaing? Berapa banyak bahan baku yang anda harus beli dan kemudian produksi? Kalau misalnya produksi anda banyak tapi ternyata pasarnya sepi kan anda akan rugi. Tapi jika anda produksi sedikit tetapi ternyata pasarnya ramai anda juga akan rugi karena hilang kesempatan untuk membuat keuntungan yang lebih banyak.

Nah sekarang kita lihat dari aspek psikologis seluruh pemain Squid Game ikut bermain secara sukarela. Memang awalnya mereka coba-coba lalu kemudian menyesal dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan permainan lalu pulang. Tapi pada akhirnya mereka kembali bermain lagi. Nah pengusaha juga begitu, banyak yang coba-coba di awal kemudian kapok dan akhirnya menyatakan ingin berhenti. Tetapi banyak juga dari mereka yang kemudian memutuskan untuk kembali jadi pengusaha walaupun tahu resikonya. Iming-iming menjadi kaya-raya membuat mereka bersedia menanggung resiko kegagalan yang fatal. Kalau dalam Squid Game resiko itu adalah kematian.

Dalam dunia usaha analoginya kurang lebih juga seperti itu. Dunia usaha itu selalu penuh dengan kejutan dan ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bahkan kawan bisa jadi lawan. Sekarang mari kita gunakan Game Theory untuk membedah situasi tersebut. Game Theory adalah cabang ilmu matematika yang mengkaji interaksi ekonomi dimana hasil interaksi yang diperoleh bergantung pada kepentingan dari masing-masing pelaku. Game theory awalnya dikembangkan oleh matematikawan Amerika kelahiran Hungaria John von Neumann dan koleganya Oskar Morgenstern untuk memecahkan masalah di bidang ekonomi.

Squid Game
Squid Game

Dalam buku mereka The Theory of Games and Economic Behavior yang diterbitkan Tahun 1944 keduanya menegaskan bahwa matematika yang dikembangkan untuk ilmu fisika merupakan model yang buruk untuk ekonomi. Ilmu fisika menurut mereka mengamati benda mati yang tidak punya kepentingan. Sementara perilaku ekonomi manusia penuh dengan kepentingan. Mereka mengamati bahwa ekonomi sangat mirip dengan permainan. Dimana para pemain saling mengantisipasi gerakan pemain lain dan oleh karena itu membutuhkan jenis matematika baru yang mereka sebut dengan Game Theory.

Squid Game
Squid Game

Game Theory Permainan Bisnis

Game Theory memiliki banyak konsep di dalamnya. Salah satu yang paling mendasar dan sudah sangat dikenal adalah konsep Zero Sum Game yang mewakili sebuah situasi dimana nilai keuntungan yang diperoleh oleh satu pihak sama dengan nilai kerugian yang dialami oleh pihak lain. Dengan kata lain perubahan bersih dalam kekayaan atau manfaat yang diperoleh adalah null zero.

Baca Juga :  Strategi Bisnis Sepeda Listrik Harley Davidson

Dalam permainan poker para pemain mempertaruhkan uang yang sama sehingga terkumpul sejumlah uang. Uang yang diperoleh oleh sang pemenang itu kan merupakan uang yang pemain lain kehilangan. Dalam Squid Game, setiap kali ada pemain yang kalah maka para pemain yang menang berkesempatan mendapatkan uang yang lebih banyak. Semakin banyak pemain yang gagal semakin banyak juga uang yang akan didapat oleh si calon pemenang.

Premis dasar dari Zero Sum Game adalah total potensi pendapatan yang bisa diperoleh dari permainan itu sudah fix berapapun jumlah pemainnya. Maka semakin banyak pemain semakin sedikit yang akan didapat oleh setiap pemain. Maka dari itu para pemain harus bersaing menjatuhkan lawan agar dia bisa dapat porsi pendapatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam bisnis keputusan pertama yang kita perlu ambil adalah memutuskan mau masuk ke dalam arena permainan yang mana.

Arena permainan yang sama di sini adalah industri. Setiap industri memiliki jumlah uang yang bisa dimainkan berbeda-beda. Menurut Yahoo finance, industri telekomunikasi memiliki nilai pasar 1,7 triliun US Dollar sementara industri makanan nilainya 5 triliun US dollar, industri e-commerce 9 triliun US Dollar, dan industri finansial nilainya 22,5 triliun US Dollar.

Squid Game
Squid Game

Selain nilai uang yang bisa dimainkan, pebisnis juga perlu menafsir berapa banyak pemain yang sudah ada di dalam permainan itu. Memilih arena permainan yang tepat akan menentukan peluang keberhasilan dari bisnis Anda. Namun tentu saja bisnis itu jelas lebih dari sekedar memilih arena bermain. Anda juga harus pandai dalam memainkannya. Disinilah segala sesuatunya menjadi semakin kompleks dan Game Theory dapat membantu anda untuk memahaminya.

“Dalam permainan bisnis keputusan dari satu pemain serta aksi yang mengikutinya akan berdampak pada
pemain lainnya.”

Dengan kata lain, nasib dari para pemain saling bergantung pada keputusan keputusan yang mereka buat dalam permainan. Maka sebelum anda memutuskan untuk melakukan sesuatu, anda harus mempertimbangkan bagaimana pemaian akan merespon aksi anda itu. Dan sejauh mana respon mereka itu akan menguntungkan atau justru malah berpotensi merugikan anda. Dalam permainan catur misalnya sebelum anda menggerakkan buah catur, anda harus mengantisipasi langkah berikutnya dari lawan permainan.

Squid Game
Squid Game

Dan harapannya langkah-langkah yang terjadi berikutnya akan mendudukkan Anda pada posisi yang menguntungkan. Seorang Grand Master catur dunia itu mampu memprediksi kedepan hingga 30 langkah dari lawannya. Sayangnya dunia bisnis tidak seperti permainan catur yang setiap pemain bisa melihat kondisi permainan secara sempurna sepanjang waktu. Dunia bisnis itu samar-samar banyak tidak jelasnya.

Salah satu konsep yang ada dalam Game Theory yang lebih tepat merepresentasikan permainan bisnis itu disebut dengan Prisoner’s Dilemma yang dirumuskan oleh matematikawan bernama Albert W Tucker. Sesuai dengan namanya, permainan ini dimainkan oleh dua orang tahanan dan begini bentuk Permainannya.

Ada dua tahanan A dan B mereka melakukan perampokan bersama-sama. Mereka kemudian diisolasi dan didesak untuk mengaku. Masing-masing tahanan hanya peduli dengan dirinya sendiri. Mereka ingin mendapatkan hukuman penjara sesingkat mungkin. Masing-masing harus memutuskan apakah akan mengaku atau tidak tanpa mengetahui keputusan dari tahanan yang satunya. Sebelum memutuskan mereka diberi tahu konsekuensi dari keputusannya.

  1. Jika keduanya mengaku maka keduanya masuk penjara selama lima tahun.
  2. Jika tidak ada yang mengaku maka keduanya masuk penjara selama satu tahun.
  3. Jika yang satu mengaku sementara yang lain tidak, maka yang mengaku akan dibebaskan. sementara yang tidak mengaku akan dipenjara selama 20 tahun.
Squid Game
Squid Game

Secara logika pilihan yang kedua dimana keduanya tidak mengaku akan memberikan hasil optimal untuk kedua tahanan. Dimana keduanya hanya dipenjara selama satu tahun. Inilah yang disebut dengan Nash Equlibrium dalam Game Theory. Namun demikian setiap tahananan pasti memikirkan dirinya sendiri dan mereka ingin bebas. Maka pilihan yang terbaik untuknya adalah pilihan yang ketiga. Lagipula apa yang menjamin bahwa tahanan yang satunya itu tidak akan mengaku. Jika ternyata dia mengaku sementara aku tidak mengaku maka dia akan untung aku buntung. Dia bebas sedangkan aku dipenjara 20 tahun.

Karena itulah maka kedua tahanan ini berpeluang memilih untuk mengaku yang berujung pada hasil yang justru tidak optimal yaitu masing-masingnya dipenjara selama lima tahun. Dalam bisnis ini kerapkali terjadi. Misalnya ada dua pemilik toko yang menjual produk yang sama masing-masing ingin meningkatkan keuntungannya. Setiap pemilik toko tahu bahwa jika dia memiliki harga yang lebih rendah dari pesaingnya maka dia akan menarik pelanggan dari saingannya itu. Dengan begitu keuntungannya pun akan meningkat.

Squid Game
Squid Game

Karena itulah kemudian masing-masing akhirnya memutuskan untuk menurunkan harganya hingga kemudian keduanya pun terjebak pada perang harga. Hasilnya, kedua pemilik toko itu justru mendapatkan keuntungan yang lebih kecil.

Kompleksitas Permainan Bisnis

Bagaimana Games Theory berhubungan dengan Squid Game dan mampu menjelaskan perilaku ekonomi para pelaku bisnis. Prisoner’s Dillema itu kan hanya dua pemain sementara permainan bisnis itu pemainnya bisa banyak sekali. Selain itu kalau bicara kenyataan sebenarnya para pemain bisnis itu kan bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Tidak seperti tahanan tadi yang diisolasi secara terpisah. Oke yuk kita lihat satu permainan lain di Game Theory yang pemainnya banyak dan dilakukan dengan lebih terbuka.

Sekarang anda bayangkan ada tiga pemain : A B dan C. Sebenarnya pemainnya bisa lebih dari tiga. Saya gunakan tiga pemain supaya lebih mudah nanti menjelaskan dan juga memahaminya. Tapi berapapun jumlah pemainnya kompleksitas pilihannya tetap sama dan hasilnya biasanya juga akan sama.

Squid Game
Squid Game

Ketiga pemain terletak di sudut segitiga sama sisi mereka terlibat dalam fuel yaitu duel yang melibatkan tiga orang. Setiap pemain memiliki senjata dengan satu peluru. Asumsikan bahwa setiap pemain mampu menembak dengan sempurna dan dapat membunuh satu pemain lain kapan saja. Tidak ada urutan pemain tetapi penembakan hanya bisa terjadi secara berurutan. Setelah 1 menembak baru pemain lain bisa menembak.

Mereka tidak bisa menembak pada waktu yang sama. Akibatnya jika sebuah peluru ditembakkan hasilnya diketahui oleh semua pemain sebelum peluru kedua ditembakkan. Urutan prioritas hasil akhir permainan yang diharapkan oleh setiap pemain adalah sebagai berikut.

  1. Dia selamat sendirian
  2. Selamat dengan satu lawan
  3. Selamat dengan kedua lawan
  4. Tidak selamat tanpa lawan hidup
  5. Tidak selamat dengan satu lawan hidup
  6. Tidak selamat dengan kedua lawannya hidup
Squid Game
Squid Game

Selamat sendirian adalah hasil yang paling ideal bagi si pemain. Sementara mati sendirian adalah hasil yang terburuk. Menurut anda apakah ada yang menembak? Jika ada, siapa? Dan dia menembak siapa? Tidak sulit sebenarnya untuk melihat bahwa hasil akhir yang ketiga dimana tidak ada yang menembak adalah pilihan dengan hasil yang optimal bagi semua pemain.

Meskipun bukan hasil urutan pertama seperti yang diharapkan oleh semua pemain. Kenapa begitu? karena pilihan lainnya akan selalu berdampak lebih buruk. Misalnya A memutuskan untuk menembak, B mengharapkan hasil yang kedua dimana dia dan C bertahan.

Dalam situasi seperti itu C berkesempatan untuk menembak A yang sudah kehabisan peluru sehingga akhirnya meninggalkan dirinya sebagai satu-satunya yang selamat. C akan mendapatkan hasil yang pertama yaitu hasil yang ideal. Jika ini yang akan terjadi maka A justru akan mendapatkan hasil yang tidak diinginkan yaitu hasil urutan kelima. Jadi secara logis A sebaiknya tidak menembak duluan. Logika yang sama juga berlaku untuk semua pemain lainnya. Dengan begitu, hasil ketiga dimana semuanya selamat akan diperoleh.

Namun pertanyaannya adalah apakah pemain lain berpikir sama seperti anda? Bagaimana jika mereka mau mengambil risiko itu? Bagaimana jika ia memutuskan untuk menembak Anda? Bagaimana jika kedua pemain lain berkoalisi untuk menembak anda? Dan jika anda harus menembak, siapa yang anda akan tembak? Mana diantara keduanya yang anda yakini tidak akan menembak anda setelah anda kehabisan peluru.

Anda Tentu aja bisa mencoba berkoalisi dengan pemain lain untuk menembak pemain ketiga dan sepakat untuk tidak saling menembak. Tapi siapa yang akan menembak pemain ketiga itu? Jika anda menembak, apa yang menjamin pemain kedua tidak akan menembak anda ketika anda kehabisan peluru? Pemikiran yang sama juga dimiliki oleh rekan koalisi anda.

Maka dari itu untuk memastikan agar tidak ada yang menembak maka semua pemain perlu membuat kesepakatan bersama. Inilah yang menjelaskan mengapa saat ini dibentuk perkumpulan atau asosiasi industri seperti Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Gaikindo atau Hubungan Perusahaan Farmasi Indonesia GP Farmasi.

Squid Game
Squid Game

Kalau jumlah pemainnya sedikit membuat kesepakatan seperti itu dan menegakkan kesepakatannya sih relatif mudah. Seperti misalnya negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC dapat sepakat untuk menentukan jumlah produksi dan menjaga harga jual. Namun jika pemainnya sangat banyak dan sulit untuk dikontrol misalnya di industri consumer products, makanan atau fashion. Maka koalisi ideal semacam itu sangat sulit untuk diwujudkan. Akhir kompetisi tidak bisa dihindari. Setiap lautan persaingan akan berakhir menjadi lautan merah yang penuh dengan darah seperti yang kita lihat dalam film serial Squid Game. Inilah realita persaingan bisnis saat ini.

Squid Game
Squid Game

Squid Game dan Ilusi Persaingan Bisnis

Lalu apa yang harus kita lakukan agar kita tidak terjebak pada persaingan yang berdarah-darah itu? Ada tiga cara yang bisa anda lakukan.

1. Menjauhlah dari persaingan, ciptakan lautan biru anda

Ini adalah nasehat yang dikampanyekan Profesor Chan Kim dan Renee mauborgne sejak tahun 2004 dalam buku mereka berjudul Blue Ocean strategy.

Squid Game
Blue Ocean Strategy

Caranya bagimana? Identifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi titik persaingan para pemain di industri anda. Kemudian ciptakan produk atau layanan yang sama sekali berbeda dari mereka agar dapat masuk membentuk pasar baru yang disana belum ada pesaingnya. Itulah lautan biru Anda.

2. Ubah permainannya menjadi Infinite Games

Squid Game sama seperti banyak permainan lainnya, tujuannya adalah mengalahkan lawan dalam waktu dan aturan yang sudah ditentukan. Simon Sinek dalam bukunya mengajak kita untuk bermain Infinite Games, permainan yang tidak dibatasi secara waktu dimana satu-satunya perlu kita kalahkan adalah diri kita sendiri. Tujuan dari sebuah Infinite Games adalah advancement atau pertumbuhan diri menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kedua cara diatas dapat membantu anda terhindar dari persaingan berdarah-darah dalam bisnis namun tentu saja masing-masingnya ada keterbatasan. Pertama, menemukan lautan biru bukan hal yang mudah bahkan seorang ahli strategi pun masih harus trial and error.

Jikapun kita sudah menemukan sebuah lautan biru, tidak akan lama sebelum pemain-pemain lain masuk dan mengubah lautan biru kita menjadi lautan merah darah. Sementara yang kedua, gagasan bisnis sebagai Infinite Games merupakan konsep yang indah namun kurang practical menurut saya. Secara mindset jelas itu sangat bagus. Namun dalam dunia dimana pemegang saham terus menuntut keuntungan jangka pendek gagasan itu terasa sangat jauh.

Squid Game
Squid Game

3. Fokus pada pelanggan

Itu sebabnya saya lebih suka dengan cara yang ketiga yaitu abaikan persaingan seluruhnya cukup fokus pada pelanggan saja. Anda nggak perlu berupaya mengalahkan siapapun. cukup memenangkan hati pelanggan Anda. Lagipula Kenapa harus repot-repot mengeluarkan tenaga juga untuk pesaing. Bukankah pendapatan perusahaan anda itu datangnya dari pelanggan. Pesaing itu hanya distraction saja, pengecoh. Tidak memberikan uang namun membuat beban pikiran.

Maka kerahkan seluruh sumber daya dan upaya anda untuk menghadirkan lompatan nilai yang paling tinggi untuk pelanggan anda. Pesaing tidak usah di gubris sama sekali dan abaikan. Jangan mau diajak bersaing dalam permainan berdarah mereka.

Tantangan dari cara ketiga ini adalah yang namanya pelanggan itu adalah moving target. Target yang bergerak, tidak statis. Keinginannya berubah-ubah kebutuhannya berevolusi bahkan seringkali mereka sendiri tidak tahu apa yang mereka inginkan. Maka kitapun harus sangat hebat dalam memahami mereka. Mampu mengantisipasi pergerakan mereka kemudian dengan cepat merespon segala kebutuhan mereka. Semua itu jelas tidak mudah tapi bagi saya itu lebih baik daripada harus ikut bermain Squid Game yang berdarah-darah.

Squid Game
Squid Game

Penutup

Secara manapun yang anda pilih kini anda tahu bahwa anda tidak harus memainkan permainan persaingan yang ada dalam industri anda. Persaingan itu hanyalah ilusi pengecoh yang menjauhkan anda dari tugas anda yang sebenarnya yaitu memenangkan hati pelanggan anda. Jadi jika suatu saat nanti ada orang yang mengundang anda untuk ikut dalam permainan “Squid Game” itu tolak saja. Biarkan pemain lain yang memainkannya sementara anda nikmati waktu bermesra-mesraan dengan pelanggan anda.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat ya!