Daftar Isi
Apakah the Toyota way masih akan terus relevan untuk tahun-tahun mendatang? Pertanyaan ini muncul karena saat ini hadir beberapa perusahaan manufaktur mobil listrik yang mengelola proses produksinya secara berbeda. Salah satunya adalah Tesla yang mengelola proses produksi mobil dengan gaya sillicon valley yang itu serba cepat dan eksperimental dalam rangka mencari lompatan-lompatan inovasi pada proses produksinya. Gaya Tesla ini sangat berbeda dengan gaya Toyota way yang menekankan pada perencanaan matang, ketepatan eksekusi dan perbaikan terus-menerus.
Para praktisi lean, kaizen dan six sigma punya sikap apatis terhadap tesla way. Menariknya adalah ada beberapa pakar yang justru mulai best practice manufacturing yang dikembangkan oleh Toyota way ini. Salah satunya adalah Six Sigma, Kaizen, Lean dan variasi lain dari perbaikan terus-menerus dapat mempengaruhi kesehatan organisasi anda. Dalam artikelnya itu Ron mengindikasikan akan diperlukannya pendekatan baru dalam Manufacturing.
Di tahun 2020 diskusi menjadi semakin panas dipicu oleh fakta bahwa Tesla telah melampaui Toyota sebagai perusahaan produsen mobil dengan nilai valuasi pasar paling tinggi di dunia. Para investor sepertinya percaya bahwa caranya Tesla itu justru akan jadi masa depan dari industri. Benar nggak sih Toyota way udah mulai usang? dan seperti apa Tesla way itu? dan apakah Tesla way akan menghentikan the Toyota way dimasa akan datang? Yuk kita cari tahu di artikel berikut.
Perbedaan Toyota Way dan Tesla Way
Toyota sangat mementingkan perencanaan matang mereka berinvestasi waktu, tenaga, pikiran,dan dana di awal untuk memastikan mereka mempunyai desain produk terbaik dan sempurna. Sebelum kemudian mulai menjalankan proses produksinya dan ketika produksi sudah dimulai tak boleh ada kesalahan.
“Do It Right the First Time”
Itu adalah jargon yang sangat populer di lini produksi. Sementara Tesla menjalankan proses produksinya seperti perusahaan-perusahaan disillicon valley mengembangkan software.
“Move Fast, break things”
“Fail fast, earn faster”
“Launch early iterate later”
Itulah jargon-jargon yang mendikte karyawan tesla dan juga proses produksi. Jadi wajar kalau kemudian memang akhirnya benar di tesla banyak sekali masalah diproduksinya. Dengan Toyota way, Toyota bisa memproduksi 10 juta kendaraan setahun tanpa ada masalah. Tesla yang memproduksi cuma 25 ribu kendaraan di tahun 2017 mempunyai masalah yang banyak. Meskipun masalah mungkin kaya akan peluang belajar, masalah terbaik adalah masalah yang tidak pernah anda miliki. Seperti biasa Elon Musk punya pandangan yang berbeda, dia tidak melihat masalah dengan cara yang sama seperti orang lain. Ketika Elon Musk gagal menunjukkan kekuatan jendela kaca cyber truck pada saat event demonstrasi.
Para pengamat dan media massa mengolok-olok tesla. Dimata mereka itu adalah sebuah aib besar ,tetapi Elon santai saja dan bagi dia kejadian itu enggak lebih dari sebuah feedback agar dia bisa membuat jendela mobil yang lebih kuat lagi. Di dalam menjalankan pabriknya Tesla fokus pada menghasilkan kecerdasan buatan dan mesin otomatis yang akan mampu menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia dalam produksi. Tesla memprediksi bahwa kapasitas produksinya akan meningkat dari level ribuan menjadi jutaan dalam waktu yang sangat singkat ketika ia sudah memiliki sistem produksi yang ideal.
Dengan mesin yang memungkinkan produksi bebas kesalahan dan tanpa perlu pelatihan tenaga kerja yang menyebabkan pemborosan waktu. Berbeda dengan tesla yang melihat proses produksi dengan sangat mekanistik, Toyota justru memberi penekanan pada peran manusia dalam proses produksinya. Para karyawan yang ada di lini produksi diharapkan berperan sebagai sumber pembelajaran dan perbaikan. “Inovasi hanya dapat diotomatiskan setelah terbukti berfungsi secara manual” begitu kata Jeffrey liker penulis buku the Toyota way. Meskipun budaya bisnis Amerika menyukai tokoh heroik seperti yang dimainkan dengan sempurna oleh Elon Musk, sebagian besar perusahaan Lean yang unggul berkembang karena mereka dipimpin oleh individu rendah hati yang melihat pekerjaan mereka sebagai penjaga kestabilan dan meningkatkan elemen inti bisnis yaitu orang, proses dan tujuan.
Masalah utama dari Tesla adalah ketergantungan yang berlebihan pada Elon Musk sang pahlawan brilian yang tidak pernah lelah memperbaiki serangkaian bencana yang terus berlangsung. Berbeda dengan Tesla way ,Toyota way production system dan lean adalah tentang menempatkan save reinforcing improvement system. Menurutnya organisasi dapat tumbuh berkembang karena memiliki Apa yang disebut sebagai farmers atau petani. Mereka adalah para manajer lini yang meningkatkan setiap elemen bisnis secara terus menerus.
Toyota Way vs Tesla Way “Evolution vs Revolution”
Toyota way memutuskan untuk bergerak lambat dan berinovasi sebagai sebuah perusahaan sebelum berinovasi dengan produk. Baru 40 tahun setelah berdirinya Toyota benar-benar melakukan inovasi pada produk dengan meluncurkan mobil hybrid Prius. Maka sulit bagi James Womack yang adalah bapak dari gerakan lean dunia ketika melihat tesla yang baru berdiri selama belasan tahun mampu mengembangkan sistem pengembangan produk, sistem produksi, sistem manajemen pemasok, sistem dukungan pelanggan dan sistem manajemen umum untuk bisnisnya. Karena menurut Womack model produksi yang dilakukan Tesla itu susah untuk di Scale Up. Jelas apa yang disampaikan oleh Womack ada benarnya.
Gaya kepemimpinan dan sistem produksi Tesla yang baru berusia belasan tahun itu belum teruji dan masih banyak celahnya. Berbeda sekali dengan Toyota production System yang sejarahnya dimulai sejak 80 tahun yang lalu dan telah terbukti menjadikan Toyota sebagai The largest automobile manufacturer in the world.
Sudut pandang dan inovasi
Yuk kita coba melihat ini dari sudut pandang yang berbeda. Gaya heroik Elon musk yang tidur di lantai pabrik dengan dalam rangka berupaya menyelesaikan beragam masalah yang ada itu bukanlah sekadar gaya-gayaan sok pahlawan. Menurut saya Elon musk lakukan itu karena keseriusannya untuk menjadi bagian dari solusi dan karena apa yang dia sedang bangun adalah sesuatu yang sangat visioner yang bisa jadi belum semua anggota timnya mampu melihat visi itu sebaik Elon. Elon itu seperti tidak punya pilihan lain selain ikut turun tangan langsung. Ini itu sama dengan apa yang dilakukan oleh Pak Ignasius Jonan yang fotonya menunjukkan dia suka tidur juga di rangkaian kereta api saat ia menjabat sebagai Dirut PT KAI.
Selain itu, apa yang dilakukan Elon Musk ataupun Pak Jonan itu menginspirasi seluruh anggota timmya. Keteladanan beliau beliau itu mengangkat moral dan semangat juang para karyawan dan buktinya PT KAI bertransformasi secara drastis dan berjaya di bawah kepemimpinan Pak Jonan. Inovasi terbaik itu datang dari para Farmers yaitu karyawan yang ada di lini produksi yang melakukan continuous improvement yaitu perbaikan secara terus-menerus.
Menurut saya ini benar jika yang anda cari adalah sustaining innovation, sebuah inovasi yang fokus pada peningkatan kualitas dari produk atau proses yang ada saat ini. Namun jika yang anda mencari sebuah breakthrough inovasi radikal yang benar-benar baru maka Anda membutuhkan apa yang yang di sebut dengan disruptive Innovation. Dan untuk dapatkan itu alih-alih melakukan continuous improvement anda justru harus melakukan discontinuous improvement.
Sayangnya seperti yang dikatakan Vijay Govindarajan profesor di Tuck School of Business. Semakin Anda mengintegrasikan total quality management di perusahaan, maka semakin itu akan merusak breakthrough innovation. Pola pikir yang dibutuhkan, kapabilitas yang dibutuhkan, metrik yang dibutuhkan, seluruh budaya yang dibutuhkan untuk discontinuous.
Innovation secara fundamental berbeda. Terus apa yang diperlukan untuk bisa menghasilkan Breakthrough? sebuah disruptive innovation well yang pasti kecil peluangnya inovasi seperti itu datang dari para farmers. Kenapa? karena mereka fokusnya terlalu excited pada proses dan perut saat ini. Mereka Tidak melihat kita industri enggak ditantang untuk meneropong masa depan dan itulah sebabnya kita perlu orang-orang seperti Elon Musk, Steve Jobs, Jeff Bezos orang-orang gila yang cara berpikirnya tidak seperti kebanyakan orang. Orang-orang yang memilih untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Orang-orang yang ambisinya selangit, tidak masuk akal dan menabrak batas-batas manusia. Mereka inilah yang membuka jalan untuk masa depan dengan mendisrupsi industri yang kita kenal hari ini.
Revolusi industri 4.0 & masa depan
Saat ini kita sudah memasuki revolusi industri yang keempat. Teknologi digital yang tersedia saat ini seperti artificial intelligence, big data, internet of things ,3D printing itu sudah mulai mengambil alih pekerjaan yang sebelumnya hanya manusia bisa lakukan. Termasuk dalam melakukan continuous improvement. Sekarang ini mesin dapat secara mandiri mengidentifikasi deviasi secara real-time dengan presisi yang tinggi. Kemudian menganalisa data lapangan untuk menentukan langkah optimasi terbaik. Lalu secara otomatis mereka berkomunikasi dengan mesin-mesin lainnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Terus terang Saya khawatir dengan Toyota karena saat ini mereka menunjukkan sikap meremehkan Tesla. Itu adalah sikap khas yang ditunjukkan perusahaan inkumben tepat urusan distributor menghabisi bisnisnya.
Dalam sebuah News Conference di Tokyo sang CEO Akio Toyoda membandingkan Toyota way dan Tesla way menggunakan analogi restoran. Menurut dia bisnis Tesla itu ibarat seorang chef yang berupaya menjual resep makanan, itu aja tidak lebih .Sementara Toyota Way sudah memiliki restoran lengkap dengan banyak menu makanan yang terbukti disukai oleh jutaan pelanggan. Walaupun mungkin Akio toyoda itu ada benarnya namun menurut saya full menu dan jutaan pelanggan itu justru bisa jadi kelemahan bagi Toyota. Kenapa? Karena keduanya menyedot energi perhatian dan sumberdaya serta mengalihkan fokus Toyota dalam perlombaan lari melawan Tesla dalam menciptakan masa depan.
Penutup
Tesla bisa berlari cepat tanpa hambatan karena Tesla cuma punya satu menu dan sedikit pelanggan yang itupun early adopter yang kita tahu selalu memaklumi kekurangan dari sebuah teknologi baru. Berbeda dengan Toyota way yang memiliki lebih banyak menu dan banyak pelanggan. Ini bisa jadi seperti kisah David and goliath yang lahir di era modern. Besarnya tubuh goliath yang orang pikir merupakan sebuah kekuatan ternyata justru jadi kelemahan yang dimanfaatkan David untuk mengalahkannya.
Akan tetapi itu pandangan saya, kalau pandangan anda bagaimana? Apakah Toyota way masih jadi pilihan terbaik atau sekarang sudah saatnya kita mulai mengadopsi the Tesla way? dan Apa alasannya?
Semoga artikel ini bermanfaat ya!