Daftar Isi
Saham undervalued adalah jenis saham yang dianggap bernilai lebih rendah daripada nilai intrinsiknya. Dalam kata lain, saham undervalued dianggap sedang dijual dengan harga yang lebih murah dari seharusnya. Hal ini sering terjadi karena ada faktor-faktor tertentu yang membuat harga saham tersebut turun, seperti sentimen pasar yang negatif atau adanya ketidakpastian di pasar saham.
Saham undervalued sering menjadi perbincangan para investor karena harga sahamnya terlihat murah, sehingga menimbulkan potensi keuntungan yang besar bagi investor. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham undervalued, diperlukan riset dan analisis terlebih dahulu untuk memastikan keputusan investasi yang tepat.
Apa itu Saham Undervalued?
Saham undervalued adalah jenis saham yang diperdagangkan di bursa saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Harga saham undervalued terkadang dijual dengan harga yang lebih murah karena beberapa faktor, seperti kondisi pasar yang sedang lesu, sentimen investor yang negatif, atau masalah internal perusahaan yang sedang dihadapi.
Namun, meskipun harga saham undervalued terlihat murah, namun nilai intrinsik dari saham tersebut sebenarnya lebih tinggi dari harga yang ditawarkan. Hal ini menyebabkan harga saham undervalued terlihat menarik bagi investor yang ingin membeli saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai sebenarnya. Jika suatu saat harga saham tersebut kembali naik ke nilai intrinsiknya, maka investor bisa memperoleh keuntungan yang besar dari selisih harga beli dan harga jual saham.
Contoh Saham Undervalued
Saham undervalued adalah saham yang diperdagangkan di bawah nilai wajarnya atau harga yang seharusnya. Beberapa contoh saham undervalued di pasar modal Indonesia saat ini antara lain:
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
- PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Namun perlu diingat bahwa menilai saham undervalued atau tidak tidak bisa hanya dilihat dari harga sahamnya saja. Perlu dilakukan analisis fundamental yang matang untuk menentukan nilai wajar sebuah saham.
Keuntungan Investasi di Saham Undervalued
Berinvestasi di saham undervalued bisa memberikan keuntungan bagi investor yang melakukan pembelian di saat yang tepat dan dengan strategi yang tepat pula. Berikut adalah beberapa keuntungan investasi di saham undervalued:
- Potensi keuntungan yang besar: Saham undervalued memiliki potensi keuntungan yang besar jika harga saham kembali naik ke nilai intrinsiknya. Investor yang berhasil membeli saham undervalued di harga rendah dan menjualnya ketika harga saham kembali naik, maka bisa memperoleh keuntungan yang besar.
- Diversifikasi portofolio investasi: Investasi di saham undervalued juga bisa membantu investor dalam diversifikasi portofolio investasinya. Diversifikasi portofolio investasi bisa membantu mengurangi risiko investasi dan membantu meningkatkan potensi keuntungan.
- Dividen: Beberapa saham undervalued juga bisa memberikan dividen yang tinggi bagi investor, sehingga bisa memberikan penghasilan pasif tambahan.
Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko investasi di saham undervalued, seperti risiko bisnis, risiko pasar, dan risiko likuiditas. Oleh karena itu, diperlukan riset dan analisis yang teliti sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham undervalued.
Cara Mencari Saham Undervalued
Lalu, bagaimana cara mencari saham undervalued? Ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental melibatkan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan dan prospek masa depannya. Sedangkan analisis teknikal melibatkan penggunaan grafik dan indikator teknis untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa depan. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mencari saham undervalued, antara lain:
- Analisis Fundamental: Metode analisis ini melibatkan pengecekan laporan keuangan dan kinerja bisnis perusahaan untuk mengetahui apakah harga saham yang ditawarkan di bursa saham sebanding dengan nilai intrinsik perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis fundamental meliputi laba bersih, arus kas, pertumbuhan pendapatan, keuntungan bersih, dan rasio keuangan.
- Analisis Teknikal: Metode analisis ini menggunakan data harga saham historis dan grafik untuk menganalisis pergerakan harga saham di masa lalu dan membuat prediksi tentang pergerakan harga saham di masa depan. Beberapa indikator teknikal yang digunakan dalam analisis teknikal meliputi moving average, RSI, MACD, dan stochastics.
- Screener Saham: Screener saham adalah software atau website yang digunakan untuk memilih saham berdasarkan kriteria yang diinginkan, seperti rasio harga-keuntungan, rasio harga-buku, dan rasio harga-kas. Dengan menggunakan screener saham, investor bisa memfilter saham-saham yang memiliki nilai intrinsik yang tinggi dan dijual dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
- Mengikuti Berita Perusahaan: Investor bisa mengikuti berita terkait perusahaan dan industri yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Dengan mengikuti berita perusahaan, investor bisa mengetahui kondisi perusahaan yang sedang dihadapi dan bisa mencari saham undervalued berdasarkan kondisi perusahaan tersebut.
Dalam mencari saham undervalued, investor perlu memperhatikan beberapa faktor penting, seperti kinerja bisnis perusahaan, potensi pertumbuhan, prospek industri, dan stabilitas keuangan perusahaan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, investor bisa menemukan saham undervalued yang potensial untuk diinvestasikan.
Risiko Investasi di Saham Undervalued
Meskipun investasi di saham undervalued memiliki potensi keuntungan yang besar, namun seperti investasi lainnya, ada juga risiko yang perlu dipertimbangkan oleh investor. Beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam investasi saham undervalued antara lain:
- Risiko likuiditas: Saham undervalued seringkali memiliki tingkat likuiditas yang rendah di pasar, sehingga sulit untuk menjual saham ketika investor membutuhkan dana cepat.
- Risiko volatilitas: Saham undervalued seringkali merupakan saham yang tidak stabil dan cenderung memiliki fluktuasi harga yang tinggi, sehingga investor perlu memperhatikan faktor risiko volatilitas dalam melakukan investasi.
- Risiko perusahaan: Investasi saham undervalued berarti investor berinvestasi dalam perusahaan yang mungkin memiliki masalah dalam kinerja bisnisnya atau menghadapi masalah keuangan. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan kondisi perusahaan dan memahami risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
- Risiko pasar: Pergerakan pasar dan faktor ekonomi makro bisa mempengaruhi kinerja saham undervalued. Oleh karena itu, investor perlu memantau kondisi pasar dan faktor ekonomi makro untuk memahami risiko pasar yang terkait dengan investasi saham undervalued.
- Risiko kebijakan: Perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan peraturan di industri tertentu bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga saham undervalued. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan faktor risiko kebijakan dalam melakukan investasi di saham undervalued.
Sebagai investor, penting untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan investasi di saham undervalued. Dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut, investor bisa membuat keputusan investasi yang bijak dan meminimalkan risiko kerugian dalam investasi di saham undervalued.
Kapan Saham Disebut Overvalued dan Undervalued?
Saham disebut overvalued jika harganya di atas nilai intrinsik atau nilai wajar saham tersebut. Artinya, harga saham tersebut lebih tinggi daripada nilai perusahaan yang mendasarinya. Hal ini terjadi jika pasar sedang terlalu bullish atau optimis terhadap kinerja perusahaan, sehingga permintaan untuk saham tersebut meningkat dan membuat harga saham naik melebihi nilai intrinsiknya.
Sementara itu, saham disebut undervalued jika harganya di bawah nilai intrinsik atau nilai wajar saham tersebut. Artinya, harga saham tersebut lebih rendah daripada nilai perusahaan yang mendasarinya. Hal ini bisa terjadi jika pasar sedang terlalu bearish atau pesimis terhadap kinerja perusahaan, sehingga permintaan untuk saham tersebut menurun dan membuat harga saham turun di bawah nilai intrinsiknya.
Penentuan nilai intrinsik atau nilai wajar saham ini bisa dilakukan melalui analisis fundamental, yaitu analisis terhadap kinerja perusahaan seperti laba, pertumbuhan, posisi keuangan, dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi nilai perusahaan. Jika harga saham saat ini di bawah nilai intrinsiknya, maka saham tersebut bisa dianggap undervalued dan potensial untuk menghasilkan keuntungan di masa depan.
Namun, investor perlu memperhatikan bahwa penentuan nilai intrinsik tidak selalu mudah dan bisa berbeda antara satu investor dengan investor lainnya. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi di saham undervalued, investor perlu melakukan analisis fundamental yang tepat dan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi pasar dan kondisi industri yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan.
Tanya Jawab Seputar Saham Undervalued
Apa itu saham undervalued?
Saham undervalued adalah saham yang diperdagangkan di bursa saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Hal ini membuat harga saham terlihat murah dan menarik bagi investor.
Apa yang menjadi alasan harga saham undervalued bisa lebih rendah dari nilai intrinsiknya?
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan harga saham undervalued. Beberapa faktor tersebut adalah kondisi pasar yang sedang lesu, sentimen investor yang negatif, atau masalah internal perusahaan yang sedang dihadapi.
Bagaimana cara menemukan saham undervalued?
Ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental memeriksa kesehatan keuangan perusahaan, sedangkan analisis teknikal memeriksa pola pergerakan harga saham.
Apa saja risiko yang terkait dengan investasi di saham undervalued?
Investasi di saham undervalued memiliki potensi risiko yang besar, seperti perusahaan gagal beradaptasi dengan perubahan pasar atau masalah internal yang tak terduga. Selain itu, investor juga harus berhati-hati dengan pasar saham yang fluktuatif dan bisa menyebabkan kerugian.
Apa yang harus dilakukan ketika menemukan saham undervalued?
Ketika menemukan saham undervalued, investor sebaiknya melakukan riset dan analisis terlebih dahulu untuk memastikan keputusan investasi yang tepat. Selain itu, investor juga sebaiknya memperhitungkan risiko yang terkait dengan investasi tersebut dan melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.
Kesimpulan
Dalam investasi saham, investasi di saham undervalued bisa menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang ingin mencari peluang keuntungan yang besar. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham undervalued, investor perlu memperhatikan beberapa faktor seperti cara mencari saham undervalued yang tepat, potensi keuntungan, serta risiko-risiko yang terkait dengan investasi di saham undervalued.
Untuk mencari saham undervalued, investor bisa melakukan analisis fundamental dan teknikal, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi pasar, kondisi industri, dan kondisi ekonomi makro. Dengan melakukan analisis yang tepat, investor bisa menemukan saham undervalued dengan potensi keuntungan yang besar.
Namun, seperti investasi lainnya, investasi di saham undervalued juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan oleh investor. Risiko-risiko tersebut antara lain risiko likuiditas, risiko volatilitas, risiko perusahaan, risiko pasar, dan risiko kebijakan. Dengan memahami risiko-risiko tersebut, investor bisa membuat keputusan investasi yang bijak dan meminimalkan risiko kerugian dalam investasi di saham undervalued.