Daftar Isi
Hari raya Idul Fitri atau lebaran identik dengan halal bihalal yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti aktivitas maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Ternyata selain mendapat pahala,memaafkan itu bisa meningkatkan sistem imun tubuh kita lho. Beragam kajian ilmiah lain membuktikan banyak sekali manfaat dari memaafkan kalau kita melakukannya dengan benar tentu saja. Jadi yuk kita cari tahu cara memaafkan diri sendiri dan orang lain di artikel ini ya.
Tahukah anda bahwa orang Arab tidak mengenal kata kalau di halal bihalal lho. Halal bihalal itu adalah tradisi kreasi tanah air yang otentik maka sebelum kita simak kajian ilmiah tentang memaafkan kita temukan dulu yuk asal-usul halal bihalal.
Sejarah Halal Bihalal Dari Cara Memaafkan Diri Sendiri Maupun Orang Lain
Majalah sejarah online historia.id mengurai beragam versi asal-usul kata halal bihalal. Namun sejarah halal bihalal yang paling populer diuraikan oleh Abdul Hadi dengan apik seperti berikut. Aktivitas Halal Bihalal ternyata bisa dilacak balik ke abad ke-18 nusantara. Menurut antropolog UIN Sunan Kalijaga Muhammad Suhada halal bihalal bermula dari tradisi pisowanan yang dilakukan di istana Mangkunegaran Surakarta. Pisowanan adalah sebuah tradisi dalam kerajaan-kerajaan jawa di mana bawahan-bawahan raja atau sultan datang atau sowan ke istana untuk melaporkan perkembangan daerah yang dipimpinnya.
Ketika pengaruh Islam semakin kuat, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I satu alias Pangeran Sambernyawa menyesuaikan tradisi pisowanan dengan semangat keislaman. Setelah merayakan Idul Fitri Pangeran Sambernyawa mengumpulkan keluarga dan kerabat kerajaan, para abdi dalem hingga prajurit untuk melakukan acara sungkeman untuk menunjukkan hormat dan meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan baik sengaja atau tidak disengaja.
Ahli linguistik Belanda Dr TH.Pigeaud mencatat kegiatan ini dalam kamus Jawa Belanda edisi tahun 1938 dengan istilah alal behalal yang artinya acara maaf-maafan saat hari raya. Istilah itu muncul kembali Satu abad kemudian tepatnya di tahun 1924 majalah Soeara Mehammadijah menulis artikel tentang halal bihalal. Saat itu penyebutannya adalah halal bihalal yang artinya kegiatan silaturahim memohon maaf antar umat Islam selepas lebaran.
Di tahun 1948 Presiden Soekarno Sedang pusing disebabkan adanya keregangan para pejabat politik pada masa itu. Maka beliau mengundang KH Wahab Chasbullah ke istana untuk dimintai pendapat. Kiai Wahab kemudian mengusulkan untuk diadakan acara silaturahmi, yang kebetulan waktu itu menjelang hari raya Idul Fitri. Maka beliau mengusulkan agar diselenggarakan acara halal bihalal.
Para elit politik tidak mau bersatu itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa, dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa atau haram maka harus dihalalkan. Begitu kata Kiai Wahab sebagaimana dilansir oleh NU online.
“Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan, sehingga silaturrahi nanti, kita pakai istilah halal bihalal.”
Nah sejak itu istilah halal bihalal semakin populer dan acaranya terus diselenggarakan hingga sekarang. Sekarang yuk kita bahas tentang cara memaafkan diri sendiri dan orang lain.
Manfaat Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain
Pada umumnya psikolog mendefinisikan kata memaafkan sebagai keputusan yang disengaja untuk melepaskan perasaan sakit hati atau dendam terhadap seseorang atau kelompok yang telah menyakiti. Selain itu juga melepaskan seluruh kekecewaan terhadap diri sendiri. Terlepas dari apakah diri sendiri maupun orang lain benar-benar pantas mendapatkan pengampunan yang tentunya berasal dari diri kita. Nah apa sih manfaat memaafkan?Dan bagaimana cara memaafkan diri sendiri maupun orang lain itu?
Penelitian yang dilakukan dokter Profesor Psikologi di Hope College menemukan bahwa ketika seseorang mengingat kekesalan mereka pada orang lain maka tekanan darah dan detak jantung Mereka pun meningkat, mereka jadi lebih berkeringat. Mengingat kesalahan ternyata dapat membuat kita menjadi stres, marah, sedih, dan membuat diri merasa kurang berdaya. Kemudian ketika mereka diminta untuk berempati dan membayangkan memaafkan orang yang membuat kita kesal maka tingkat stres mereka menjadi turun hingga menjadi normal kembali.
Kesimpulannya memaafkan bisa meningkatkan well-being kita. Memaafkan ternyata juga bisa meningkatkan kepuasan hidup. Dalam survei yang melibatkan 1500 warga Amerika Loren Toussaint, David Williams, Marc Musick, dan Susan Everson menemukan bahwa mereka yang lebih sering memaafkan selain memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik mereka juga menunjukkan tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Terkait dengan sistem imun tubuh Everett Worthington dan Michael Scherer menemukan bahwa aktivitas memaafkan ternyata mendorong tubuh untuk memproduksi hormon-hormon penting yang dapat melawan infeksi, bakteria, serta serangan penyakit fisik lainnya.
Cara memaafkan diri sendiri
Jika itu memaafkan orang lain, memaafkan diri sendiri juga sama pentingnya untuk kesehatan mental dan fisik kita. Cara memaafkan diri sendiri yang terbaik yaitu mengikhlaskan atas apa yang anda lakukan di masa lalu. Hal tersebut menjadi jalan terbaik untuk meraih berbagai hal baik di masa yang akan datang. Hanya, tidak banyak orang yang mampu berdamai dengan diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan merelakan masa lalu yang telah terjadi.
Cara memaafkan diri sendiri yang terbaik yaitu dengan menerima seluruh kekurangan dan kesalahan kita di masa lalu dan berjuang sebaik mungkin demi kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang anak datang.
Salah Paham Arti Memaafkan
Sayangnya beberapa orang salah memahami arti memaafkan sehingga mereka enggan memberi maaf. Everett L. Worthington Jr., Profesor psikologi di Virginia Commonwealth University menyebutkan setidaknya ada dua kesalahpahaman yang kerap terjadi.
- Yang Pertama adalah menganggap memaafkan itu berarti membebaskan orang yang menyakiti anda dari perbuatan buruknya. Misalnya katakan anda ditipu miliaran rupiah oleh seseorang maka memaafkannya bukan berarti membebaskan orang itu dari tanggung jawab atas perbuatannya. Proses pengadilan tetap jalan namun apapun keputusan pengadilan nanti anda sudah memutuskan untuk memaafkan dia. Kesalahpahaman yang kedua adalah
- Memaafkan dianggap sebagai tanda kelemahan. Kenyataannya justru sebaliknya, perlu mental yang kuat untuk bisa memaafkan orang lain yang telah menyakiti anda. Lebih mudah merendahkan musuh kita daripada berempati apalagi memaafkan mereka. Dalam pola pikir menang kalah, memaafkan itu sering dimaknai sebagai membiarkan musuh anda menang dan tidak ada orang yang suka menjadi pihak yang kalah. Teman-teman jadi tidak ada alasan ya untuk tidak memaafkan.
Saat halal bihalal nanti yuk kita benar-benar saling memaafkan. Memaafkan yang bukan sekedar basa-basi ya bukan hanya sebagai ritual lebaran tapi memaafkan yang sesungguhnya. Ini memang cara memaafkan yang paling afdol itu seperti apa sih?
Cara Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain Yang Benar
Beberapa ahli berpendapat bahwa memaafkan berarti melepaskan, melanjutkan hidup, atau istilah gaulnya move on. Memutuskan untuk tidak terjebak pada apa yang terjadi pada masa lalu. Bersih melepaskan beban perasaan agar bisa melangkah mantap ke masa depan. Itu merupakan bentuk memaafkan yang benar. Namun ada studi tentang forgiveness sejak tiga dekade lalu yang diusulkan oleh seorang ahli bernama Bob.
Ada yang mengusulkan sebuah bentuk memaafkan yang lebih afdol dia menyebutnya sebagai “True Forgiveness” (memaafkan yang sejati). Bob mengajak kita untuk melangkah lebih jauh dengan menawarkan sesuatu yang positif. Empati, kasih sayang, pengertian kepada orang yang menyakiti kita. Berikan kebaikan padanya jika bisa dengan perbuatan atau setidaknya dengan untaian doa kebaikan untuknya.
Dengan begitu memaafkan bukan hanya menjadi suatu kebajikan, namun juga jadi sumber kekuatan yang mengangkat kita ke derajat yang lebih tinggi. Memaafkan jelas bukan sekedar mengucap kata maaf, baik dilakukan secara langsung maupun melalui kartu ucapan atau WhatsApp. Itulah Cara memaafkan diri sendiri dan orang lain yang terbaik yang dapat dilakukan.
Penutup
Memaafkan adalah sebuah proses membersihkan hati serta memberikan kebaikan pada orang yang telah menyakiti kita. Sebuah proses yang jelas tidak mudah. Karena beratnya proses memaafkan itu maka wajar jika balasannya adalah surga.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
“Jika hari kiamat tiba terdengarlah suara panggilan.. Manakah orang-orang yang dahulu di dunia memaafkan kesalahan sesama manusia? Datanglah kalian kepada Tuhan mu dan terimalah pahala-pahalamu.”
“..dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga..”
Nah, itulah manfaat dan cara memaafkan diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Sudahkah kita saling memaafkan?:) Mudah mudahan artikel ini bermanfaat ya!