Daftar Isi
Disney baru-baru ini membuat kaget banyak orang atas move bisnisnya dengan mengakuisisi 21st Century Fox. Nilai akuisisinya tidak tanggung-tanggung yaitu senilai 71,3 milyar US dollar. Namun terlepas dari besarnya nilai dollar, sesungguhnya move bisnis Disney yang paling penting menurut saya adalah ketika Disney mengakuisisi Pixar (Disney Pixar). Langkah itu bukan hanya menyelamatkan Disney AnimationStudios dan meneguhkan strategi ekspansi bisnis kedepannya. Namun yang lebih menarik lagi proses akuisisi yang melibatkan dua tokoh besar dalam industri yaitu Bob Iger dan Steve Jobs. Hal itu penuh dengan drama yang bukan hanya seru dan mengharukan namun juga penuh dengan pelajaran.
Seperti apa sih kisahnya dan apa pelajarannya Yuk kita cari tahu di artikel berikut.
DISNEY PIXAR : Sejarah Proses Akuisisi Pixar Oleh Disney
DISNEY PIXAR – Kita mulai dengan melihat jatuh bangunnya Disney yang berujung pada kebutuhan mengakuisisi pixar, kemudian mengintip bagaimana Pixar bertumbuh dari sebuah divisi kecil di Lucasfilm menjadi sebuah ini animation powerhouse yang memikat hati Disney. Setelah itu kita akan simak proses akuisisi Pixar yang seru sekaligus mengharukan serta bagaimana hal itu memicu transformasi Disney. Sampai di penghujung artikel nanti kita akan temukan tiga pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah akuisisi yang indah ini.
Kisah Jatuh Bangun DISNEY
Disney didirikan pada tahun 1923 oleh dua bersaudara Walt dan Roy Disney. Walt bukan hanya seorang animator yang hebat dia juga seorang inovator. Walt membuat film pendek berjudul Alice in Wonderland yang menampilkan aktris cilik berinteraksi dengan karakter animasi. Dia juga membuat film berjudul Steamboat Willie sebuah film kartun Mickey Mouse yang menampilkan suara tersinkronisasi. Kedua film animasi pendek itu merupakan sebuah terobosan pada zamannya.
DISNEY PIXAR – Pada tahun 1937 disney merilis fitur film animasi pertamanya berjudul Snow White and the Seven Dwarfs yang kemudian menjadi film dengan pendapatan tertinggi pada saat itu. Keberhasilan itu menandai awal dari era keemasan Disney. Film-film Disney berikutnya seperti Pinokio, Fantasia, Danbo dan Bambi tidak hanya sukses di pasar namun juga sangat berkesan dihati penonton. Pada tahun 1950 Disney merilis film live actionnya yang pertama berjudul Treasure Island yang juga mendapatkan sambutan positif. Pada tahun 1955 Walt Disney sukses membuka taman bermain Disneyland yang pertama, sayangnya 11 tahun kemudian di tahun1966 Walt Disney meninggal dunia.
Kematian beliau yang disertai pensiunnya para animator senior membuat kreativitas Disney menurun. Pada tahun 1984 Michael Eisner diangkat sebagai CEO. Eisner kemudian mengangkat Jeffrey Katzenberg untuk mengelola divisi film Disney dan menghidupkan kembali studio film yang sedang mengalami stagnasi itu. Lima tahun kemudian dimulailah era Renaissance Disney. Dimana disney kembali memproduksi film animasi yang berkesan dan sukses secara komersial seperti Who framed Roger Rabbit, The Little Mermaid, Beauty And The Beast, Aladin dan The Lion King.
Kemudian Milenium baru datang, teknologi animasi 3D menjadi the next big thing sehingga ekspektasi penonton bergeser. Pixar dan DreamWorks naik daun dan menjadi pesaing yang menggoyang posisi Disney. Pada saat yang sama energi dan gairah kreativitas di disini mulai berkurang. Penyebabnya adalah Michael Eisner sang CEO menampilkan perilaku yang dinilai Toxic. Eisner adalah seorang micro Manager yang ingin mengontrol segalanya, tidak ada yang bisa membantahnya. Beragam konflik muncul antar Departemen. Anak dari Roy Disney bahkan menyebut Eisner telah mengubah The World Disney company menjadi perusahaan yang rakus dan tanpa jiwa.
DISNEY PIXAR – Pada tahun 2005 Bob Iger menggantikan Eisner sebagai CEO Disney. Bob menyadari satu hal penting saat melihat parade Disneyland. Para karakter yang ditampilkan dan dicintai pengunjung adalah karakter-karakter klasik seperti Mickey Mouse, Donald Duck, Snow White, Cinderella. Tidak ada karakter baru dalam satu dekade terakhir yang tertanam di hati pengunjung. Itu masalah besar menurut Bob Iger. Pada saat Eisner memimpin Disney bisnis berkembang melampaui sekedar membuat film animasi dan taman bermain.
Disney mengakuisisi stasiun televisi, membuat beragam tv show yang tidak terkait dengan karakter Disney. Membeli studio film remix, membangun hotel, restoran, kapal pesiar dan tentu saja menggenjot penjualan merchandise. Tetapi tidak menghasilkan karakter-karakter baru yang berkesan di hati pelanggan Disney. Jika dilihat dari portfolio bisnis disney dari film Hanya 17 persen besarnya, tetapi karakter dan kisah-kisah dalam film-film Disney itulah yang menjadi jiwa dan daya tarik dari semua produk dan layanan di grup Disney.
Tanpa adanya karakter dan kisah baru yang berkesan khususnya untuk anak-anak generasi baru maka masa depan disney bisa terancam. Bob harus menemukan cara termudah dan tercepat untuk bisa menghadirkan karakter dan kisah baru itu. Itulah yang menggerakkan Bob untuk mengakuisisi Pixar. Nah kita akan bahas keseruan proses akuisisi nya. Tapi sebelumnya Yuk kita simak dulu Bagaimana Pixar mewujud.
Awal Mula Kebangkitan PIXAR
DISNEY PIXAR – Pixar bermula dari sebuah divisi komputer grafik di Lucasfilm. Tugasnya adalah membuat special FX untuk film-film yang tengah diproduksi. Namun Edwin Catmull mau dan John Lasseter dua tokoh kunci dalam divisi itu memiliki visi yang berbeda. Mereka ingin memproduksi menggunakan full animasi 3D. Perbedaan visi inilah Ditambah kinerja keuangan Lucas film yang saat itu lagi menurun mendorong George Lucas untuk menjual divisi yang diberi nama Pixar ini. Setelah ditolak 45 kali oleh calon pembeli datanglah Steve Jobs yang melihat potensi dari Teknologi yang dikembangkan oleh Pixar.
Maka pada tahun 1986 Steve membeli Pixar dengan harga 10 juta US Dollar. Karena keterbatasan teknologi saat itu maka keinginan para founder Pixar untuk membuat feature film berbasis animasi 3D terpaksa harus ditunda. Untuk membiayai perusahaan, Pixar menjual hardware dan software pembuat animasi komputer. Salah satu pembelinya adalah Walt Disney studio yang saat itu juga Tengah mengembangkan film yang menggunakan animasi komputer. Sayangnya nilai penjualan hardware dan software Pixar tidak terlalu baik sehingga Steve Jobs perlu menyuntikkan data tambahan hingga 50 juta dollar yang kemudian menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar yang menguasai 51 persen saham.
Di tahun 1991 Pixar mendapatkan kontrak dari Disney untuk membuat 3 animasi komputer senilai 26 juta dollar. Pixar menulis cerita dan memproduksi filmnya sementara Disney menyediakan dana dan distribusi. Film pertamanya adalah Toys Story yang dirilis di tahun 1955 dan langsung jadi hits. Kesuksesan itu membuat Disney pada tahun 1967 mengajukan perubahan kontrak yang menganulir kontrak sebelumnya, yaitu membuat lima film bersama Disney selama 10 tahun. Pixar kemudian merilis A Bugs Life, Toys Story 2, Monster Inc, Finding Nemo dan The Incredibles. Semua film itu sukses besar di pasaran.
Kesuksesan kelima film tersebut jadi penyelamat bagi Disney yang saat itu divisi animasinya Tengah terjadi stagnasi kreativitas, namun dibalik layar kesuksesan itu muncul ketegangan antara Steve Jobs dan Michael Eeisner. Steve merasa kontrak kerjasamanya tidak adil dan meminta untuk direvisi, sementara Eisner punya pandangan berbeda dan tidak bersedia merevisi. Hai tegangan dari dua CEO yang terkenal keras kepala itu semakin meruncing dan berakhir pada rusaknya hubungan Pixar dengan Disney (Disney Pixar).
Dengan latar belakang situasi itulah kemudian Bob Iger CEO Disney yang baru melihat Pixar sebagai solusi untuk masa depan Disney.
Akuisisi Historik PIXAR
DISNEY PIXAR – Bob Iger perlu segera mengembalikan kejayaan Disney animation dia punya tiga opsi:
- Tetap mengandalkan manajemen saat ini dan berharap mereka berubah menjadi lebih baik
- Mencari orang lain yang lebih capable untuk gantikan manajemen saat ini
- Mengakusisi perusahaan animasi yang sudah terbukti hebat seperti pixar.
Dihari kedua sejak diangkat sebagai CEO Bob mendatangi dewan direktur dan mengusulkan opsi yang ketiga. Sebuah usulan yang mengagetkan seluruh anggota dewan. Sejak awal Bob tahu bahwa meyakinkan dewan akan jadi tantangan.Tetapi tantangan yang paling besar adalah justru meyakinkan Steve Jobs untuk bersedia menjual Pixar ke Disney. Bob Iger kemudian menelepon Steve Jobs, memperkenalkan diri sebagai CEO barunya Disney. Steve merespon dengan gaya khasnya “Sudah berapa lama Anda jadi orang nomor dua di Disney?” Apa yang membuat anda merasa bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik dari pendahulu Anda yang saya tidak suka itu? Nyesek juga ya sepertinya digituin sama Steve Jobs 🙂
Tetapi Bob tidak menyerah, dia tetap pada keputusannya untuk mengakuisisi pixar. Setelah perjuangan panjang akhirnya dewan direksi menyetujui rencana akuisisi Pixar. Maka sekarang Bob tinggal meyakinkan Steve, maka Bob memberanikan diri untuk kembali menghubungi Steve. Dengan jantung berdebar berkata “Hai Steve Saya punya ide gila nih”. Steve menjawab: Saya suka ide gila, apa yang adadalam pikiranmu?
Bob menelan ludahnya sebelum kemudian berkata : “Saya ingin membeli Pixar”. Steve terdiam, Bob menahan nafasnya. Silahkan datang ke kantor saya kita bicarakan hal itu di sana. Bob menghela nafas lega. Tidak lama setelah itu kedua tokoh industri itu bertemu di boardroom Apple yang luas. Steve berdiri di depan whiteboard Besar menulis pros dan cons dari akuisisi Pixar oleh Disney.
Keduanya terlibat diskusi yang serius. Steve merinci banyak sekali cons dan hanya sedikit pros. Bob mulai khawatir. Kemudian Steve berkata walaupun sedikit manfaat dari pros ini melampaui risiko consnya, saya akan bicarakan ini dengan partner saya dan saya akan informasikan keputusannya pada anda dalam waktu dekat.
Steve Jobs, Ed Catmull dan John Lasseter akhirnya Setuju Menjual Pixar ke Disney dengan dua syarat. Pertama Pixar akan beroperasi secara mandiri dan terpisah dari Disney animation studios dan kedua disney akan menghormati dan menjaga budaya kerja di Pixar Seperti apa adanya. Bob Iger setuju maka pada tahun 2006 terjadilah kesepakatan akuisisi senilai 7,4 milyar US Dollar. Jumlah yang sangat besar pada saat itu. yang untuk menutupinya Pixar harus merilis 70 film Blockbuster, namun tentu saja akuisisi itu punya nilai strategis bagi Disney yang jauh melampaui nilai penjualan film-filmnya.
Ada satu kejadian yang mengharukan. Hari itu Bob Iger akan mengumumkan rencana akuisisi Pixar oleh Disney (Disney Pixar). Puluhan reporter sudah berkumpul ketika Steve memanggil Bob seraya berbisik saya perlu memberitahumu sesuatu. Steve mengajak Bob berjalan menuju Taman. keduanya kemudian duduk disebuah bangku dan Steve merangkul Bob Seraya berkata. Apa yang akan saya sampaikan ini belum pernah saya sampaikan kepada siapapun hanya saya, istri saya dan dokter saya yang tahu.
Bob menyimak penuh perhatian. Penyakit kanker saya kembali lagi kali ini penyakitnya tidak bisa disembuhkan, hidup saya tidak akan lama lagi bisik Steve. Bob tersendak kemudian bertanya berapa lama? Lima tahun. Anak saya baru saja masuk kuliah dan saya berencana untuk melihatnya wisuda. Bob tidak bisa berkata apa-apa dan Steve meneruskan Alasan saya menyampaikan ini padamu adalah karena saya ingin memberikan kamu kesempatan untuk mundur dari kesepakatan ini jika menurutmu itu yang terbaik.
Hari itu Bob Iger mengumumkan pada dunia tentang akuisisi Pixar oleh Disney dan tepat lima tahun kemudian Steve Jobs meninggal dunia.
Transformasi DISNEY
DISNEY PIXAR – Langkah pertama Disney setelah mengakuisisi Pixar adalah menjadikan John Lasseter sebagai Chief Creative Officer di Pixar sekaligus di Disney Animation Studios. Sementara Ed Catmull tetap menjadi presiden Pixar dengan amanah tambahan sebagai presiden Disney Animation Studio. Sejak itu Angin perubahan berhembus di Disney. Catmull dan Lasseter mendorong semua orang untuk bebas berpendapat dan mengejar kreativitas tanpa hambatan. Mereka membentuk Story Trust dalam Disney.
Sebuah versi ringan dari braintrust yang dimiliki pixar di mana semua sutradara, penulis, storyboard artist secara reguler saling mereview proyek film yang tengah digarap koleganya dengan memberi catatan secara jujur. Ini sangat berbeda dari pendekatan tradisional Hollywood dimana para eksekutif studio mengatur bahkan kerapkali mendikte proses kreatif pembuatan sebuah film. Selain perubahan dalam proses kreatif, akuisisi Pixar juga berpengaruh pada pengembangan cerita dan karakter tokoh Disney.
Ada perbedaan tema cerita antara Pixar dengan Disney. Glen Keane animator senior dari Disney mengatakan jika kita mensarikan film-film Pixar kedalam Sebuah frase maka frasenya adalah
PIXAR: ‘Wouldn’t it be cool if..’
Bukankah akan keren jika..
DISNEY PIXAR – Sementara sari dari film-film Disney adalah
DISNEY: ‘Once upon a time..’
pada suatu ketika..
Film Disney adalah sebuah dongeng sementara film Pixar mengajak kita melihat dunia yang berbeda. Bagaimana ya jika mainan anak hidup dan bergerak ketika kita tidak melihatnya? Bagaimana ya jika monster menakutkan mengasuh seorang anak kecil? Bagaimana jika seekor tikus ingin menjadi chef terkenal (Disney Pixar).
DISNEY PIXAR – Perbedaan perspektif itu membuka Disney pada gagasan-gagasan cerita baru yang orisinal. Disney juga mendefinisikan ulang arti seorang Putri atau Princess. Disney Princess tidak lagi ditampilkan sebagai sosok perempuan kulit putih yang rapuh dan memerlukan pertolongan dari seorang laki-laki tampan yang perkasa. Kini Disney Princess adalah sosok perempuan percaya diri dari berbagai etnis yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri serta menyelamatkan dunia dalam prosesnya.
Lihat saja film Tangled, Frozen, Moana dan Raya and The Last Dragon. Kesuksesan Disney pasca akuisisi Pixar ini mengafirmasi pandangan Bob iger bahwa masa depan disini bertumpu pada pengembangan tokoh karakter dan cerita pada film-filmnya. dan akuisisi menjadi cara terbaik dan tercepat untuk melakukannya. Maka kemudian di tahun 2009 di sini mengakuisisi Marvel Entertainment dan tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 2012 Disney mengakuisisi Lucasfilm. Dengan ratusan karakter cerita dan semesta yang kini dimiliki Disney memiliki ruang bertumbuh yang hampir tidak terbatas.
Pelajaran yang Bisa Diambil dari Kisah Ini
DISNEY PIXAR – Ada tiga pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah akuisisi ini
- Semua harus menang
Akuisisi merupakan proses yang tidak mudah. Konflik kerap kali muncul tapi itu tidak terjadi di bawah kepemimpinan Bob Iger. Bob punya pendekatan yang berbeda dalam bernegosiasi. Conventional wisdom mengatakan bahwa kita harus punya kartu AS yang disimpan sebagai leverage sehingga memberikan posisi tawar yang kuat saat negosiasi. Bob justru membuka semua kartunya pada Steve Jobs, Total transparency.
Hal itu mendorong Steve juga melakukan hal yang sama, tidak ada yang ditutupi semuanya dikaji sehingga meminjam istilah dari Stefan Covey “Win-Win or No Deal”.
- Pertahankan budaya yang baik
Jika sebuah perusahaan secara konsisten melahirkan hit demi hit maka jelas itu bukan keberuntungan. Pasti ada sesuatu dalam perusahaan yang memungkinkan itu terjadi. Riset menunjukkan biasanya itu adalah budaya perusahaan. Budaya mendikte perilaku karyawan, perilaku menentukan karya dan kinerja. Maka Bob tidak berpikir panjang ketika Steve meminta jaminan bahwa budaya pixar tidak boleh diintervensi karena justru budaya Pixar itulah yang membuat investasi senilai 7,4 milyar US Dollar menjadi layak.
- Hadirkan kerendahan hati
Alih-alih mendikte, perusahaan yang diakuisisi Disney justru meminta dirinya diintervensi. ini luar biasa, Disney yang digdaya bersedia merendahkan hatinya untuk diajari oleh perusahaan yang lebih kecil dan lebih muda. Disney tidak malu untuk belajar, berubah dan mentransformasi dirinya. Disney bahkan melepaskan egonya untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka membangun cerita dan tokoh karakternya. Padahal selama ini cerita dan tokoh karakter itulah yang justru jadi Legacynya Disney.
Nah itulah tiga pelajaran yang bisa kita dapatkan. Bagaimana dengan anda? Dari History Disney Pixar, apa pelajaran yang anda dapatkan dari kisah akuisisi Pixar oleh Disney ini? Semoga artikel ini bermanfaat ya!