ford vs ferrari

Ford vs Ferrari : Rahasia Dibalik Kemenangan Ford Atas Ferrari Dan The Power of Middle Management

Ford vs Ferrari – Ketika bicara tentang gebrakan inovasi perusahaan, yang terbayang di pikiran kita adalah tokoh-tokoh kharismatik seperti Steve Jobs, Jeff Bezos, Elon Musk. Mereka adalah sang founder atau CEO perusahaan. Citra itu misleading, mengecoh, karena realitanya kerapkali gebrakan inovasi yang berhasil menyelamatkan perusahaan dari kehancuran justru datang dari karyawan yang ada di level madya.

Dalam Ford vs Ferrari, siapa menurut anda yang menghidupkan inovasi di ford motor company, di masa ketika brand legendaris itu mulai kehilangan taringnya di pasar. Siapa yang menyelamatkan Xbox dari gempuran Sony PlayStation? Siapa yang memungkinkan Apple melakukan corporate turn-around yang fantastis itu? Jawabannya bukan sang founder atau CEO. Ini adalah kisah bagaimana mereka yang ada di tengah justru hadir sebagai pahlawan perusahaan. ini adalah kisah Anda!

ford vs ferrari

Awal Mula Ford vs Ferrari

Pada awal tahun 1960-an Ford Motor Company mengalami penurunan penjualan yang signifikan dikarenakan adanya beberapa produk mereka yang gagal di pasaran. Dan disaat yang sama produk saingan dari GM dan Chrysler semakin populer di mata para pelanggan saat itu. Sang CEO henry ford II, yang merupakan cucu tertua dari Henry Ford sang pendiri sudah mulai putus asa mencari cara untuk membalikkan keadaan. Perilaku belanja masyarakat Amerika Serikat saat itu tengah berubah seiring dengan bertambahnya usia baby boomer. Generasi yang lahir setelah perang dunia kedua.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, generasi muda lebih penting bagi bisnis Amerika daripada orang tua mereka. Boomer memiliki banyak pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk barang-barang seperti mobil, pakaian, dan rumah. Tapi tidak seperti orangtua mereka yang terbiasa hidup hemat karena telah melalui masa The Great Depression dan Perang Dunia Kedua, generasi baru ini bersedia membeli barang mahal selama memiliki keunikan. Bicara kendaraan, mereka menginginkan mobil yang lebih sporty dan seksi. Mobil yang mengutamakan kecepatan dan performa daripada kenyamanan dan keandalan.

ford vs ferrari

Ford vs Ferrari : The Proposal That Made Ford

Para eksekutif Ford termasuk Lee Iacocca yang saat itu menjabat sebagai general manager meyakini bahwa mobil sport merupakan jawaban atas kondisi penjualan yang terus menurun. Ford perlu merebranding dirinya sebagai kendaraan yang kekinian yang sesuai dengan aspirasi generasi saat itu. Bukan kendaraan generasi bapak mereka terdahulu. Sayangnya Ford tidak punya mobil sport dalam portofolionya. Dan tidak ada rencana sama sekali untuk membuat mobil sport.

Maka Lee mengajukan proposal pada Henry Ford II untuk membeli Ferrari, perusahaan produsen mobil sport asal Italia yang saat itu tengah mengalami kesulitan keuangan. Awalnya manajemen Ford menolak gagasan Lee mentah-mentah. Ferrari nggak ada apa-apanya dibandingkan Ford, begitu pandangan mereka. Jumlah mobil yang diproduksi Ferrari selama satu tahun sama dengan penjualan mobil Ford selama satu hari.

Bahkan, jika anda menonton film Ford vs Ferrari besutan James Mangold yang diliris tahun 2019 lalu, Leo Beebe tangan kanan Hanry Ford II mengejek Ferrari dengan mengatakan bahwa Ford menghabiskan uang untuk toilet paper lebih banyak dibandingkan total output yang dibuat oleh Ferrari.

ford vs ferrari

Ford vs Ferrari : Ford’s War Against Ferrari

Lee Iacocca tidak menyerah, dia berargumen :

“Ferrari lah, bukan Ford yang akan menjadi produsen mobil terbaik di dunia. Bukan karena Ferrari menjual mobil paling banyak, melainkan karena arti yang dihadirkan oleh sebuah mobil Ferrari. Ferrari berarti kemenangan, Victory!”

Seperti yang mereka buktikan berkali-kali dalam lomba balap mobil paling bergengsi di dunia, The 24 Hours of Le Mans. Henry Ford II akhirnya menyetujui proposal Lee untuk mengakuisisi Ferrari. Maka pada musim semi tahun 1963, negosiasi alot antara delegasi Ford dan Ferrari pun berlangsung selama berbulan-bulan. Namun saat dimana kesepakatan tampaknya sudah mulai dekat, Enzo Ferrari justru memutuskan untuk mundur. Alasannya, dia akan kehilangan kontrol penuh atas keputusan terkait tim balap Ferrari jika dia menandatangani kontraknya.

Bahkan rumornya Enzo tersinggung dengan penawaran Ford hingga kemudian mengusir tim eksekutif Ford hingga menghina Henry Ford II kedua secara pribadi. Kejadian itu memicu kemarahan Henry Ford II yang kemudian memutuskan untuk mengobarkan genderang perang Ford vs Ferrari. Targetnya mempermalukan Ferrari di 24 Hours of Le Mans.

ford vs ferrari – Lee Iacocca

Building The Ferrari Killer

Tugas membangun mobil balap yang digadang akan menjadi Ferrari Killer dalam Ford vs Ferrari diberikan ke Ford Advance Vehicle Groups di Inggris. Hasilnya adalah Ford GT40 yang walaupun mampu bergerak dengan sangat cepat, mobil itu sangat tidak stabil dan tidak bisa diandalkan. Ford kemudian memutuskan untuk meminta bantuan ke designer mobil legendaris Carroll Shelby untuk menjadi konsultan atas produksi mobil balap Ford dan menjalankan operasi balapan. Shelby adalah satu-satunya pembalap Amerika yang pernah menang di Le Mans.

Shelby kemudian minta tolong pada sahabatnya, seorang spesialis teknik bernama Ken Miles untuk mendesain ulang GT 40. Awalnya Miles enggan terlibat dalam proyek ambisius itu. Menurut Miles seperti yang digambarkan dalam film Ford vs Ferrari, birokrasi yang ada di Ford tidak akan mungkin mengizinkan Shelby untuk membuat mobil seperti yang ia inginkan, terlalu banyak kepentingan.

Mereka bukan orang yang berani mengambil resiko, tidak seperti kamu. Kata Miles kepada Shelby. Kamu berbeda dari mereka, mereka tidak suka yang berbeda. Dan benar, kompleksitas birokrasi dan tarik menarik kepentingan dalam tubuh Ford membuat tim tidak bisa mencapai kinerja terbaik mereka. Ford kalah dari Ferrari di Le Mans selama dua tahun berturut-turut. Tahun 1964 dan 1965. Henry Ford II marah besar setelah dana jutaan dollar yang ia gelontorkan, Ford tetap tidak bisa menggoyang kedigdayaan Ferrari di arena balap Le Mans.

ford vs ferrari : Ford GT40

The Decision That Won Le Mans

Henry Ford kemudian mengambil keputusan besar yang mengubah segalanya. Dia memberikan kepercayaan penuh pada Shelby dan timnya untuk mengelola tim balap. Tidak ada lagi birokrasi. Shelby langsung melapor kepada Ford. Shelby pun bergerak dengan cepat. Maka dari tangan dingin Ken Miles bersama timnya lahirlah ford GT40 mark II. Modifikasi terupdate dari mobil balap Ford GT40. Dan dengan mobil itu, Ford tidak hanya mengalahkan Ferrari di Le Mans pada tahun 1966, tapi juga mempermalukan kuda-kuda Italia itu.

Dalam Ford vs Ferrari itu, tidak ada satupun mobil balap Ferrari yang menyelesaikan balapan. Tiga mobil Ford GT40 mark II merebut tempat pertama, kedua, dan ketiga. Dan selama tiga tahun berikutnya pada Le Mans 1967,1968 dan 1969 Ford memenangkan lomba balap yang paling berbahaya dan sekaligus bergengsi itu.

The Power of Middle Management

Dalam Ford vs Ferrari, Ford mengalahkan Ferrari bukan karena kehebatan dan visi besar sang founder atau CEO, melainkan karena Ford memiliki manajer madya yang berani berpikir liar dan tidak takut mengungkapkan pendapatnya pada pimpinan. Walaupun orang kanan kirinya lebih banyak cari aman dan memilih jadi yes man. Lee Iacocca bersama rekan-rekannya di manajemen mdadya mampu menggerakkan sebuah inisiatif yang radikal dan inovatif serta memperjuangkannya hingga benar-benar berhasil.

Di tengah pesimisme orang-orang disekitarnya yang menganggap inisiatifnya mustahil tercapai. Manajemen madya memiliki posisi yang unik, mereka berada ditengah antara pengarah strategic dan pekerja operasional. Riset menyebutkan bahwa manajemen madya merupakan posisi yang memiliki tingkat stress paling tinggi. Jelas tidak mudah jadi jembatan antara pimpinan puncak yang berpikirnya ke langit dengan pekerja lapangan yang setiap hari bergumul dengan masalah karena realita tidak pernah seindah rencana.

Seringkali manajemen madya berakhir jadi sasaran tembak atau malah terabaikan sama sekali. Padahal mereka seharusnya dilihat sebagai sumber daya kunci yang harus dikembangkan. Begitu menurut Paul Osterman, Professor of human resource management di MIT Sloan School of Management. Kajian demi kajian menunjukkan bahwa ketika perusahaan mampu memberdayakan manajemen madya ini dengan baik, maka keajaiban demi keajaiban akan muncul di perusahaan. Kisah Ford vs Ferrari adalah contoh nyatanya.

Brian Elliott, eksekutif Lead of the future forum Dalam tulisannya di Harvard Business Review bulan Mei 2021 berjudul “It’s time to free the Middle Manager” mengatakan bahwa peran tradisional seorang manajer Madya yaitu memantau kinerja tim, mengoptimalkan produktivitas individu, dan sebagainya menjadi semakin tidak diperlukan dengan
hadirnya teknologi digital yang memungkinkan arus informasi bergerak lebih bebas dan demokratis.

Kini para manajer dapat fokus pada sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar menyalurkan informasi yaitu membangun tim dan menghubungkan orang-orang yang merupakan darah kehidupan sebuah organisasi.

Middle management

Ford vs Ferrari : That Miracle Lies In the Middle

Ford bukanlah satu-satunya perusahaan yang memiliki manajemen madya yang mampu hadir sebagai penyelamat perusahaan, mereka ada dimana-mana. Hanya saja, mereka tidak terlalu terlihat dan tertutupi oleh kharisma para founder dan CEO nya. Tapi percaya atau tidak, lebih sering mereka inilah justru para karyawan di level madya yang hadir sebagai pahlawan di perusahaan.

Alex Kepmen seorang Technical Velo di Microsoft berkontribusi besar atas kemampuan Xbox bertahan di tengah gempuran Sony PlayStation. Kepmen menciptakan Kinect, sebuah alat sensor gerak yang memungkinkan pemain dapat berinteraksi dengan permainan menggunakan tubuhnya sendiri tanpa bantuan controller. Saat munculnya di tahun 2010, Kinect terjual delapan juta unit hanya dalam 60 hari saja. Membuatnya mendapatkan penghargaan Guinness World Record sebagai the Fastest selling consumer Electronics Device.

Microsoft Kinect

Walaupun produksi Kinect dihentikan pada tahun 2017 karena isu privasi, namun teknologi yang dikembangkan Kepmen dan tim di Kinect kini mentenagai berbagai produk revolusioner milik Microsoft. Termasuk Hololens yang kita gunakan untuk masuk ke dalam metaverse. Ketika Steve Jobs kembali ke Apple di tahun 1997, Jonathan Ive atau yang lebih dikenal dengan Jony Ive seorang industrial design engineer yang bekerja di Apple, menjadi Vice President of industrial design. Sejak itu lahirlah produk-produk Iconic apel seperti iMac warna-warni, iPod, iPhone dan juga iPad.

Turn around perusahaan Apple yang hampir bangkrut itu menjadi perusahaan paling bernilai di muka bumi tidak akan terjadi tanpa kontribusi Jony di masa-masa kritis itu. Jony telah membuat visi teknologi yang dimiliki Steve Jobs menjadi sesuatu yang indah. Tidak bisa dipungkiri Jony telah menjadikan Apple seperti Apple sekarang ini. Tanpa campur tangannya produk-produk Apple tidak akan sesimple, seintuitif dan seindah saat ini.

ford vs ferrari

Penutup

Ketiga orang yang saya ceritakan kisahnya di artikel ini : Lee Iacocca, Alex Kepmen, dan Jony Ive bukanlah CEO apalagi founder. Mereka adalah karyawan di level madya. Mereka diberdayakan sepenuhnya oleh perusahaan. Dan sebagai imbalannya mereka hadirkan keajaiban. Maka jika anda adalah pimpinan perusahaan pastikan anda berikan ruang yang luas untuk orang-orang terbaik anda untuk berkarya, untuk membuat perbedaan.

Percayalah pada mereka, dukung mereka, dan jika Anda saat ini berada diposisi tengah menjadi bagian dari manajemen madya, ini adalah momen Anda. Jangan cuma cari aman, jangan jadi yes man. Beranikan diri anda untuk mengambil langkah-langkah besar. Suarakan ide-ide terobosan Anda, perjuangkan. Buktikan bahwa Anda adalah aset perusahaan yang paling berharga.

Sementara bagi Anda yang baru memulai karir, Jangan pernah hitung-hitungan. Beri, beri dan beri saja. Tunjukkan prestasi terbaik Anda apapun kondisinya. Akan ada orang yang akan merasa terancam dengan prestasi Anda. Akan ada orang yang mencemooh Anda, biarkan saja. Ingat, nilai diri Anda ditentukan oleh karya-karya Anda. Bukan oleh kata-kata yang keluar dari mulut orang-orang yang cemburu.

Mudah-mudahan artikel Seputar Kerja Ford vs Ferrari kali ini bermanfaat ya!