Intel vs AMD

Intel vs AMD : Kisah Rivalitas 50 tahun yang Sarat Pelajaran

Intel yang selama 50 tahun menjadi raja industri mikroprosesor dunia kini mulai kehilangan pamor dan juga pangsa pasar. Dalam rivalitas Intel vs AMD, beberapa pengamat bahkan meramalkan dekade ini akan jadi tahun-tahun terakhir kedigdayaan Intel. Sementara itu AMD sang underdog pesaing bebuyutan Intel yang selalu jadi nomor dua kini berhasil naik dan merebut pangsa pasar Intel. AMD berada dalam trajectory menjatuhkan Intel dari singgasananya. Apa sih yang terjadi pada Intel? Dan apa yang membuat AMD bisa menggoyang kedigdayaannya. Dan yang paling penting apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah rivalitas selama 50 tahun ini? Yuk kita cari tahu di artikel berikut ini.

Intel vs AMD

Sejarah Rivalitas Intel vs AMD

Sebelum memulai kisah Intel vs AMD, saya akan mulai dengan menceritakan kisah kedua perusahaan ini sejak pendiriannya 50 tahun yang lalu hingga mengurai bagaimana AMD sang underdog yang selalu kalah bersaing melawan Intel berhasil menggoyang sang raja dari tahtanya. Setelah itu kita akan bahas pembelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari rivalitas kedua perusahaan ini.

Awal Mula Rivalitas

Intel vs AMD sesungguhnya memiliki akar yang sama. Para pendiri kedua perusahaan ini sebelumnya bekerja di perusahaan yang sama yaitu Fairchild Semiconductor Company di USA California yang sekarang ini kita kenal dengan Silicon Valley. Sebagai engineer muda mereka ingin mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. Namun sayang atasan mereka memilih sikap berhati-hati hingga akhirnya menggugurkan aspirasi mereka.

Maka pada tahun 1968 Robert Noyce dan Gordon Moore keluar dari Fairchild kemudian mendirikan Intel. Andrew Grove bergabung dengan Intel sebagai karyawan pertamanya. Setahun kemudian delapan karyawan lainnya ikut keluar dari Fairchild kemudian mendirikan perusahaan bernama Advanced Micro Devices disingkat dengan AMD. Awalnya Intel maupun AMD memiliki posisi pasar yang kurang lebih sama. Hingga suatu hari IBM memilih chip Intel dengan arsitektur x86 nya untuk mentenagai semua personal computer yang mereka tengah buat.

Robert Noyce dan Gordon Moore Intel vs AMD

Sejak itu hingga hari ini mayoritas komputer apapun mereknya menggunakan arsitektur x86 milik Intel tersebut. Dalam waktu singkat Intel mengungguli AMD, kemudian sesuatu yang menarik terjadi. Untuk menghindari monopoli, IBM meminta Intel untuk mencari pemasok lain yang bisa memproduksi chip x86 dan masuklah AMD dengan lisensi dan spesifikasi untuk chip 286 dari intel.

AMD mulai memproduksinya untuk IBM. Namun Intel yang tidak ingin pangsa pasarnya tergerus oleh AMD mengembangkan chip seri 386 yang lebih bertenaga dan menolak memberikan AMD lisensi dan spesifikasi untuk chip 386 tersebut. Akhirnya AMD terpaksa melakukan reverse engineering atau rekayasa balik atas chipset 386 milik Intel tadi. Namun sebelum AMD bisa membangun versi 386 nya, Intel mengeluarkan seri 486. Meskipun versi 386 nya AMD jauh lebih baik dari intel bahkan bisa mendekati seri 486 nya Intel dari sisi kinerja, namun waktu yang dibutuhkan untuk merekayasa ulang chip akan selalu membuat AMD tertinggal dari intel.

Intel vs AMD

Intel vs AMD : Penguasa Pasar

Dalam kisah Intel vs AMD, hampir sepanjang masa berdirinya AMD menjadi underdog dari intel yang mendominasi semua sektor pasar PC termasuk prosesor berkinerja tinggi. AMD fokus pada chipset kelas menengah dan bawah yang ramah anggaran. Chip Intel memiliki reputasi lebih stabil dan mudah digunakan untuk mayoritas komputer, sementara AMD lebih disukai oleh para pengguna advanced yang tau cara melakukan overclocking pada prosesor untuk membuatnya bekerja lebih cepat.

Pada tahun 2005 Apple yang sebelumnya menggunakan chip power PC beralih menggunakan Intel untuk mentenagai seluruh lini produknya. Hal itu makin meneguhkan Intel sebagai penguasa pasar mikroprosesor yang tidak ada tandingannya. Perlu diketahui juga ya bahwa Intel jauh lebih unggul diatas AMD dalam hal pemasaran. Intel mengganti merek x86 menjadi Pentium, sebuah nama yang lebih akrab sehingga mampu menjangkau masyarakat umum yang lebih luas.

Pentium dan Intel Inside telah terbenam dalam pikiran kita semua. Dan itu membantu Intel menjual lebih banyak produk. Berbeda dengan Intel yang fokus pada pemasaran, AMD fokus lebih banyak pada research and development. Pada tahun 2007 AMD meluncurkan prosesor dual-core yang pertama bernama AMD Athlon 64 X2. Tapi sayangnya seperti biasa AMD tidak memasarkannya dengan baik. Satu tahun kemudian muncullah Intel Core 2 Duo yang dipasarkan secara ciamik oleh Intel dan akhirnya berhasil menguasai pasar. Selama bertahun-tahun sepertinya AMD ditakdirkan untuk memainkan posisi kedua setelah Intel dalam pangsa pasar mikroprosesor.

Intel vs AMD

Intel vs AMD : Stagnasi Inovasi

Tanpa banyak persaingan, inovasi di Intel jadi melambat. Hampir semua penawaran baru dari intel hanya memberikan sedikit peningkatan kinerja dari generasi ke generasi. Cukuplah untuk membuat pendapatan bisa tetap mengalir ke perusahaan. Intel akhirnya terjebak dalam birokrasi para engineer terbaik Intel mulai pergi meninggalkan perusahaan. Intel dipimpin oleh mereka yang tidak punya visi teknologi. Fokus mereka adalah menguntungan secepat-cepatnya. Maka ketika Apple datang untuk meminta Intel mendesainkan dan memproduksi chip untuk iPhone, mereka menolak. Alasannya sederhana, menurut perhitungan penawaran itu tak cukup menguntungkan untuk Intel.

Sebuah keputusan yang kemudian disesali Pollini, CEO Intel pada saat itu. Lalu bagaimana dalam Intel vs AMD, apakah Intel tetap bisa memimpin pasar di tengah melambatnya inovasi mereka? Jawabannya selain melakukan rangkaian kampanye marketing yang ciamik, Intel melakukan praktek anti kompetisi. Selain melanggar kontrak kerjasama dengan AMD, Intel sengaja memberikan informasi palsu untuk menghambat perkembangan AMD.

Intel juga menyogok perusahaan-perusahaan seperti NEC, Hitachi, Toshiba, Fujitsu, Sony hingga Dell, HP dan Lenovo untuk tidak menggunakan AMD dalam produk-produk mereka. Di tahun 2009 terungkap Intel membayar Dell hingga 6 miliar US Dollar. Selain itu di tahun 2010 Intel juga ketahuan memalsukan data hasil benchmark dengan menggunakan custom code yang membuat prosesor Intel seolah-olah berkinerja lebih baik dari AMD.

Intel vs AMD : Keadaan Berbalik

Pada tahun 2014 Dr. Lisa Su diangkat sebagai CEO AMD. Fokus beliau saat itu adalah menyederhanakan perusahaan dan mempercepat pengembangan teknologi baru. Pada tahun 2017 AMD memperkenalkan prosesor Ryzen berdasarkan arsitektur mikroprosesor Zen baru mereka. Ini adalah alternatif yang lebih terjangkau untuk CPU kelas atas dan produk yang mampu menantang chip Intel terbaik.

Dr. Lisa Su

Inilah titik awal AMD dalam menggoyang tahta Intel sebagai produsen mikroprosesor pilihan pelanggan dalam rivalitas Intel vs AMD. Setelah peluncuran arsitektur Zen baru tersebut, pangsa pasar Intel untuk pasar konsumen turun menjadi 69% dari 81,9% di tahun sebelumnya, sementara AMD naik dari 18,1% menjadi 31%. Walaupun begitu Intel tetap jumawa dengan membanggakan rekor pendapatan kuartal pertama di tahun itu yang mencapai 14,8 miliar USD dengan laba bersih 3 miliar US Dollar

Brian Krzanich CEO Intel kala itu meremehkan ancaman dari prosesor Ryzen AMD. Namun menurut data PC Benchmark dari Passmark Software di kuartal pertama tahun ini di 2021 ini AMD menguasai 39,4% pangsar pasar untuk semua jenis CPU. Sementara intel menguasai 60,6%. Hebatnya untuk masa pasar komputer desktop AMD bisa mengungguli Intel dengan 50,7 pangsa pasar. Sementara Intel pangsa pasarnya turun menjadi 49,3%.

Intel vs AMD

Pukulan Telak Intel vs AMD

Di tahun yang sama saat AMD merilis prosesor Ryzennya, Apple yang produk komputernya mengandalkan prosesor Intel mengeluhkan prosesor buatan Intel yang enggak bisa mengikuti peningkatan kapabilitas yang diharapkan Apple. Sering bermasalah katanya dan juga panas. Namun sayang Intel terlihat tidak serius dalam menangani keluhan Apple tersebut. Akhirnya di tahun 2018 setelah 15 tahun kemitraan, Apple mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan Intel. Apple memutuskan untuk merancang chip mereka sendiri bernama Apple Silicon yang berbasis arsitektur ARM dan mengalihdayakan pembuatannya ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Company atau TSMC.

Apple merilis Apple Silicon pertama yang diberi nama M1 pada tahun 2020. Semua laporan benchmark menunjukkan chip M1 ini yang berbasis ARM lebih cepat daripada chip Intel, menghasilkan lebih sedikit panas dan menggunakan daya yang jauh lebih sedikit. Kemampuan chip M1 ini yang merupakan grade terendah Apple Silicon bahkan bisa mengungguli kemampuan prosesor terbaru Intel generasi ke-11. Nah ini jelas menjadi pukulan telak yang semakin menggoyang Intel dari singgasananya.

Pukulan berikutnya datang dari Nvidia. Melihat kedigdayaan arsitektur ARM yang digunakan Apple, perusahaan yang memproduksi Grafik Processing Unit itu mengumumkan akan mengalihkan sebagian besar penduduknya untuk menggunakan arsitektur ARM. Selain membangun CPU bernama Grace yang berbasis ARM, Nvidia juga membangun SGX Superpod, sebuah AI superkomputer berbasis Cloud yang juga menggunakan arsitektur ARM. Samsung, Qualcomm dan Microsoft juga dikabarkan akan memproduksi chip mereka sendiri dan meluncurkan laptop berbasis ARM. Dunia sepertinya bergerak ke arah ARM.

Kenapa hal ini menjadi pukulan pamungkas untuk Intel? Karena semua chip Intel di desain dengan menggunakan arsitektur x86 buatannya. Maka jika banyak komputer beralih menggunakan chip berbasis arsitektur ARM, maka Intel menjadi tidak relevan lagi. Ini buruk untuk Intel vs AMD khususnya untuk Intel. Intel akan kesulitan menjual produknya karena tidak kompatibel. Nah saat ini AMD sedang bekerja keras merancang chip berbasis ARM yang digadang-gadang akan menjadi rival kuat Apple Silicon. Bagaimana dengan Intel? Intel ternyata enggak punya rencana untuk mengadopsi ARM dalam produk-produknya. Setidaknya tidak dalam waktu dekat ini.

Strategi Intel vs AMD : Melawan Balik

Tentu saja Intel tidak tinggal diam ya dalam strategi Intel vs AMD ini. Intel siap untuk melawan balik. Nah, Sebelum saya share apa strategi Intel selanjutnya? Yuk kita bahas lessons learned dari kisah rivalitas ini.

1. Marketing yang ciamik tidak bisa menggantikan produk yang hebat

Selama bertahun-tahun Intel berupaya menutupi kekurangan inovasi teknologinya dengan memainkan persepsi pasar dengan kecerdikan strategi marketingnya. Namun seperti yang diajarkan Pak Hermawan Kertajaya dalam segitiga PDB-nya ketika positioning yang dibenamkan ke kepala pelanggan itu tidak sesuai dengan diferensiasinya artinya kualitas produk tidak sesuai dengan apa yang diposisikan penjual, maka brand integritynya akan rusak. Brand image ikut luntur, bahkan bisa jadi identitas mereknya jadi berubah negatif dibenak pelanggan.

Intel vs AMD

2. Integrasi vertikal itu bagus jika Anda mampu melakukannya

Integrasi vertikal itu bagus kalau anda mampu melakukannya, jika tidak maka itu akan jadi beban yang berat. Beda dengan AMD dan Apple yang mendesain chip sendiri namun mengalihdayakan produksinya ke perusahaan lain seperti TSMC, Intel melakukan keduanya secara mandiri. Pada awalnya Intel bisa mendesain dan memproduksi chipnya tanpa masalah. Karena saat itu Intel didukung oleh para engineer terbaik dan dipimpin oleh CEO yang punya visi teknologi. Namun ketika para engineer hebat ini pergi dan Intel dipimpin oleh CEO yang lebih suka membahas isi spreadsheet daripada mengulik teknologi, apalagi ditambah dengan perkembangan teknologi mikroprosesor yang semakin rumit Intel jadi kedodoran.

Intel vs AMD

3. Keterbatasan dan kelemahan bisa jadi sumber kekuatan

Keterbatasan dan kelemahan bisa jadi sumber kekuatan sementara kekuatan justru bisa jadi sumber kekalahan. Begitu kata Malcolm Gladwell aktual dalam bukunya David and Goliath. Kesuksesan Intel yang tiada lawan itu akhirnya menjadi racun untuk dirinya sendiri. Intel tidak hanya terlena dan berhenti berinovasi, ia bahkan berbuat curang untuk menutupi kekurangannya. Saat pertarungan Intel vs AMD, sang raja berperilaku layaknya pecundang sementara AMD yang terpojok menjadi lebih fokus, kreativitasnya muncul, adrenalin membuncah, kemudian berjuang membalikan keadaan.

Pat Gelsinger

Strategi IDM 2.0 Intel

Apa yang dipikir tidak mungkin menjadi kenyataan. Di awal 2021 ini Intel mengangkat Pat Gelsinger sebagai CEO menggantikan Bob Swan. Dalam pidato strategis pertamanya Pat mengungkap strategi Intel untuk kembali menguasai pasar mikroprosesor. Dia menyebutnya dengan IDM 2.0 yang berisi tiga inisiatif.

  1. Terus mengembangkan teknologi chip termutakhir menggunakan jaringan pabrik global miliknya.

Intel akan merilis prosesor desktop 7 nm pertama Intel bernama Meteor Lake di tahun 2023. Sekedar info saja tahun ini Apple akan meluncurkan produk dengan prosesor M1X yang dibangun dengan teknologi 5 nm. Bagi anda yang belum tahu 5nm itu jauh lebih hebat dari 7 nm. Intel baru akan 7 nanometer tahun 2023.

  1. Intel akan menggunakan jasa pihak ketiga untuk memproduksi sebagian dari produk-produknya

Sepertinya Intel tidak ingin terbatas dengan kapabilitas manufakturingnya yang dapat sorotan negatif dari para investor. And that may be good for Intel.

  1. Intel akan membangun world-class foundry service

Hal tersebut mengindikasikan dimana Intel akan menjadi seperti TSMC, menjadi pabrik produksi chip untuk perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Dan untuk mensukseskan strateginya itu Intel aktif mengambil hati para produsen PC salah satunya adalah melakukan kampanye iklan yang dibintangi Justin Long yang dikenal dengan the mac guy dalam iklan Mac versus PC zaman dulu.

Dalam iklan itu Justin mengolok-olok produk Apple dan memuji-muji habis produk PC beragam merek. Sepertinya Intel sakit hati banget ya diceraikan sama Apple. Nah tidak tahu malunya di tengah itu Pat Gelsinger mendekati Apple agar mau memproduksi chipset M1 Apple di dua fasilitas barunya yang akan dibangun di Arizona.

Intel vs AMD

Penutup

Oke bagaimana menurut anda? Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah rivalitas raksasa teknologi ini yang dapat kita ambil. Dalam rivalitas Intel vs AMD ini apakah kedepannya Intel akan bisa mengembalikan kejayaannya atau justru semakin hari akan semakin terpuruk?

Semoga artikel ini bermanfaat ya!